Suharto lahir di Kemusuk, Argomulyo,
Beberapa ‘laku spiritual’ Kejawen yang sering dilakukan Suharto adalah Tapa Kungkum (berendam dalam air). Tempat-tempat favoritnya antara lain di daerah Gunung Lawu, Srandil, Wonogiri,
Kedekatan Suharto dengan keyakinan yang dalam kacamata akidah Islam jelas merupakan kemusyrikan ini terus dibawanya sampai dia berkuasa. Salah satu orang dekatnya adalah Soedjono Humardhani, yang di lingkungan istana dikenal sebagai salah satu ‘dukunnya’ Suharto. Bukan rahasia umum lagi jika sejumlah dukun terkenal di dalam negeri dipelihara olehnya.
Karir Suharto
Suharto sempat bekerja sebentar sebagai karyawan di sebuah bank pedesaan dan buruh. Lalu dia memulai karir militer dengan memasuki kesatuan tentara Belanda, KNIL, di Jawa Tengah. Saat Jepang masuk di tahun 1942, Suharto bergabung dengan PETA. Ketika Soekarno memproklamirkan kemerdekaan, Soeharto bergabung dengan TKR.
Salah satu ‘prestasi’ kemiliteran Suharto yang sering digembar-gemborkannya semasa dia berkuasa adalah Serangan Umum 1 Maret 1949 atas
Pada 1959, Suharto yang kala itu menjabat sebagai Pangdam Diponegoro dipecat oleh Nasution dengan tidak hormat karena Suharto telah menggunakan institusi militernya untuk mengumpulkan uang dari perusahaan-perusahaan di Jawa Tengah. Suharto kala itu juga ketahuan ikut kegiatan ilegal berupa penyelundupan gula dan kapuk bersama Bob Hasan dan Liem Sioe Liong.
Untuk memperlancar penyelundupan ini, didirikan prusahaan perkapalan yang dikendalikan Bob Hasan. Konon, dalam menjalankan bisnis haramnya ini, Bob menggunakan kapal-kapal ‘Indonesian Overseas’ milik C.M. Chow. Siapa C.M. Chow ini? Dia adalah agen ganda. Pada 1950 dia menjadi agen rahasia militer Jepang di Shanghai. Tapi dia pun kepanjangan tangan Mao Tse Tung, dalam merekrut Cina perantauan dari orang Jepang ke dalam jaringan komunis
Pada 1943, Chow ditugasi Jepang ke
Nasution kala itu sangat marah sehingga ingin memecat Suharto dari AD dan menyeretnya ke Mahkamah Militer, namun atas desakan Gatot Subroto, Suharto dibebaskan dan akhirnya dikirim ke SSKAD (Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat). Sebelumnya, Ahmad Yani juga marah dan menempeleng Suharto.
Kolonel Pranoto Rekso Samoedro diangkat sebagai Pangdam Diponegoro menggantikan Suharto. Pranoto, sang perwira santri, menarik kembali semua fasilitas milik Kodam Diponegoro yang dipinjamkan Suharto kepada para pengusaha Cina untuk kepentingan pribadinya. Suharto sangat sakit hati dan dendam kepada Pranoto, juga terhadap Nasution dan Yani.
Di SSKAD, Suharto dicalonkan untuk menjadi Ketua Senat. Namun DI. Panjaitan menolak keras dengan menyatakan dirinya tidak percaya dengan moralitas Suharto yang dinilainya sangat rendah dengan membuka semua catatan kotor yang pernah dilakukan Suharto dalam karir militernya, termasuk penyelundupan bersama para pengusaha Cina. Suharto sangat marah. Bertambah lagi dendam Suharto, selain kepada Nasution, Yani, Pranoto, kini Panjaitan. (bersambung/rz)
Sumber : http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/siapa-sebenarnya-suharto-2.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.