Minggu, Maret 08, 2009

Lima Kelompok Golongan Syuhada


Lima Kelompok Golongan Syuhada
Senin,02 Februari 2009

Sumber : http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=192&Itemid=1

قال رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ، وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيقِ، فَأَخَّرَهُ، فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ، فَغَفَرَ لَهُ، ثُمَّ قَالَ، الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ، الْمَطْعُونُ وَالْمَبْطُونُ وَالْغَرِيقُ وَصَاحِبُ الْهَدْمِ، وَالشَّهِيدُ فِي سَبِيلِ اللَّه،ِ وَقَالَ، لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ، وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ، ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا لَاسْتَهَمُوا عَلَيْهِ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيرِ لَاسْتَبَقُوا إِلَيْهِ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا (صحيح البخاري)

Sabda Rasulullah saw :
Ketika seorang berjalan di sebuah jalan, dan menemukan batang berduri di jalan itu, lalu ia menyingkirkannya, maka Allah berterimakasih padanya dan mengampuni dosa dosanya. Lalu beliau saw bersabda : Syuhada adalah lima kelompok, orang yg wafat terkena wabah Thaa’un, orang yg wafat terkena sakit perut, orang yg wafat tenggelam, orang yg wafat tertimpa rerobohan, dan orang yg berperang di Jalan Allah. Dan beliau saw bersabda : Kalau saja orang itu tahu kemuliaan yg ada di shaf pertama, lalu mereka tak mendapatkannya kecuali harus dg diundi, maka mereka akan melakukannya, kalau saja mereka itu tahu kemuliaannya mendatangi shalat dhuhur saat terik matahari, niscaya mereka akan berlomba melakukannya, kalau saja mereka itu tahu anugerah yg ada pada shalat Isya dan subuh berjamaah, niscaya mereka akan datang melakukannya walau dg merangkak” (Shahih Bukhari)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan Puji Kehadirat Allah Sang Maha Indah yang menciptakan seluruh keindahan alam semesta, yang menciptakan angkasa raya dengan keindahan untuk memperkenalkan keindahan-Nya kepada hamba – hambaNya dari keturunan Adam as.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Sang Maha Indah yang semakin seseorang hamba mendekat kepada-Nya dengan hal- hal yang diridhai oleh Allah maka ia akan semakin indah. Semakin dekat seseorang pada Cahaya semakin teranglah ia, semakin dekat seseorang pada hal – hal yang gelap semakin gelap keadaannya. Dan demikian pula hadirin- hadirat semakin kita mendekat kepada Yang Maha Indah maka pasti akan semakin indah. Dan kehadiran kita di malam hari ini salah satu pendekatan kepada Yang Maha Indah. Semoga Allah terus mengangkat kita dan membalikkan keadaan kita menjadi semakin indah. Semakin kita mengikuti tuntunan yang dibawa oleh Sang Nabi saw pembawa keindahan dunia dan akhirat maka akan semakin indah pula keadaanmu dunia dan akhirat. Oleh sebab itu hadirin – hadirat, terus benahi diri kita dengan keindahan – keindahan, dengan perhiasan – perhiasan. Perhiasan – perhiasan yang abadi. Perhiasan terindah adalah tuntunan Nabi kita Muhammad Saw. Jadikan Cahaya Allah Swt Yang Maha Indah muncul di lidahmu dan di ucapanmu, jadikan Cahaya Keagungan Nama Allah terbit dalam jiwamu sehingga mempengaruhi panca inderamu, jadikan Cahaya Keagungan dan Kerinduan kepada Yang Maha Indah membuat Yang Maha Indah memperindah hari – harimu dengan hal – hal yang indah.

Hadirin – hadirat, hadits yang telah kita baca tadi menunjukkan betapa indahnya Yang Maha Indah. Pembahasan terdapat 3 pembahasan, 3 hadits berpadu dalam 1 riwayat didalam riwayat Shahih Bukhari.

Yang pertama adalah Rasul saw bersabda “ketika seseorang melihat ada batang duri yang menghalang di jalan seraya menyingkirkannya”. “Fasyakarallahu lahu faghafara lahu” Allah berterimakasih kepada hamba (maka Allah berterimakasih padanya dan mengampuni dosa dosanya). Allah tidak butuh jasa, tapi hamba ini telah berjasa kepada orang – orang yang akan lewat di jalan. Mungkin muslim, mungkin non muslim, mungkin hewan dan lainnya. Tapi Allah lihat jiwa yang baik, Allah lihat perbuatan yang indah dan mulia yang dicintai oleh Allah. Orang lewat dengan kesibukannya, masing – masing ingin segera sampai ke tujuannya. Ada yang menghalangi berupa duri, ia sempat korbankan beberapa detik kesibukannya dan ia singkirkan dahulu duri itu supaya orang lain jangan terganggu. Padahal kan apa urusannya? ia lihat duri itu saat lewat, ia semua orang punya mata juga. Biar saja saya lewat, saya punya hajat, saya punya kesibukan, Namun Rasul saw berkata demikian, maka betapa Indahnya Allah jika kita merenungkannya,. Hadits tsb ringan saja. Apa sih artinya menyingkirkan satu duri dari jalan? “Fasyakarallahu lahu wa ghafara lahu” Allah berterimakasih kepadanya dan mengampuni dosanya. Renungkan dalam jiwamu yang terdalam kalimat “Syakarallahu lahu” Allah bersyukur dan berterimakasih padanya…..
Siapa kita? siapa orang ini? penuh dosa lewat dijalan menyingkirkan duri. Allah berterimakasih padanya. Karena kebaikannya Allah. Kalau kebaikan orang seperti ini, 1000X yang lebih baik dari ini masih banyak. Tapi kita lihat kalimat Sang Nabi saw “Fasyakarallahu” Allah berterimakasih kepadanya. Karena tidak ada yang mengucapkan terimakasih untuk orang itu. Namanya juga jalan umum kecuali kalau jalannya sendiri ia tutup tidak apa – apa atau terhalangi duri. Tapi jalan umum, siapa saja bisa celaka lewat jalan itu tapi ketika disingkirkannya duri yang bisa melukainya (orang yang lewat) yang tidak ia kenal, mungkin hewan juga maka Allah berterimakasih padanya. Makna dari hadits ini secara ringkas adalah betapa agungnya Kasih Sayang Allah dan betapa Allah ingin membalas perbuatan baik dengan berjuta – juta hal yang lebih baik dari perbuatan itu. Demikian hadirin apa artinya menyingkirkan duri dibandingkan “Faghafara lahu” Allah ampuni dosa – dosanya. Sudah kalau begitu, kita cukup cari duri dan singkirkan maka dihapus dosa kita oleh Allah. Belum tentu juga! Akan tetapi disini, niat seseorang berbuat baik tanpa mengharapkan terimakasih dari orang lain kepada orang yang ia kenal dan orang yang tidak ia kenal. Ini yang dilihat oleh Allah Swt. Berbeda kalau rumahnya, oooh..ini nanti yang lewat anak saya, tamu saya yang lewat sini, disingkirkan itu duri tapi jalan umum siapapun bisa lewat, mungkin musuhnya juga lewat situ barangkali atau musuh – musuh orang jahat atau hewan binatang buas bisa saja lewat. Lihat!! perbuatan baiknya yang mau menyelamatkan hamba Allah yang ia kenal dan yang tidak ia kenal. Sifat seperti ini tentunya muncul terang – benderang pada Sayyidina Muhammad Saw, manusia yang paling ingin menyelamatkan manusia dari Kemurkaan Allah adalah Nabiyyuna Muhammad Saw, manusia yang paling ingin menyelamatkanmu dari api neraka. Bukan Ayahmu, bukan Ibumu, bukan gurumu, bukan temanmu tapi Sayyidina Muhammad Saw.

Laqad jaa’akum rasuulun min anfusikum ‘azizun ‘alaihi ma ‘anittum, hariishun ‘alaikum bil mu’miniina raufurrahim” Telah datang seorang Rasul yang datang dari bangsa kalian, sangat berat memikirkan apa apa dari musibah yang menimpa kalian, sangat menjaga kalian dan berlemah lembut kepada orang yang beriman” QS. At-Taubah : 128. Hadirin – hadirat, jawablah cinta Allah kepada kita dengan perbuatan baik. Ini makna hadits yang pertama, sekilas saja karena waktu kita sempit.

Lalu selanjutnya Rasul saw bersabda lagi bahwa “syuhada (orang yang mati syahid) itu ada lima”. Namun ada derajatnya.

Yang pertama adalah orang yang sakit perut. Orang yang meninggalnya karena sakit perut, yang kedua adalah orang yang meninggalnya karena tenggelam, yang ketiga adalah orang yang meninggalnya terkena reruntuhan bangunan maka ia pun wafatnya syahid, yang keempat adalah orang yang wafatnya karena sakit terkena wabah thaa’un dan yang kelima adalah orang yang berjihad fisabilillah. Kita jelaskan sedikit – sedikit karena waktu kita sempit.

Al mabthun (orang yang punya sakit perut). Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan juga didalam Syarah Nawawi ala Shahih Muslim bahwa makna “al mabthun” disini adalah termasuk wanita yang hamil. Wanita hamil wafat dikarenakan kehamilannya maka wafatnya syahid. Apa artinya syahid? Syahidul Akhirat bukan syahidul dunia. Karena syahid itu ada syahid addunya (syahid di dunia) ada syahid akhirah (syahid di akhirat) dan ada syahid fiddunya wal akhirah. Nanti kita perjelas.

Yang Pertama Syahid Addunya adalah orang yang berperang di jalan Allah tapi niatnya bukan karena Allah, karena emosi barangkali atau lainnya. Maka ia tidak dimandikan, tidak dikafankan dan juga tidak disholatkan karena ia dianggap sebagai orang yang mati syahid di jalan Allah tapi di akhirat tidak bersama syuhada. Karena niatnya bukan karena Allah Swt. Ini disebut Syahid addunya, didunia ia dianggap syuhada tapi adi akhirat tidak.

Yang kedua Syahidul Akhirah adalah orang – orang yang wafat di jalan Allah, terbunuh oleh alam. Diantaranya reruntuhan (Shohibul hadm), reruntuhan itu termasuk longsor, termauk air bah, ghariq (tenggelam). Dan Imam Nawawi didalam Syarah Nawawi ala Shahih Muslim menjelaskan bahwa bukan hanya 5 tetapi 7 bahkan ada riwayat tsigah lebih dari itu.

Yang mati terbakar, yang mati tenggelam, yang mati karena penyakit yang ada di perut. yg dimaksud perut dalam syariah itu mana? dari mulai bawah leher sampai diatas farji. Seperti lambung, usus, jantung, paru – paru, itu sudah termasuk perut. Dan itu yang wafat karena sakit tersebut wafatnya syahid. maksudnya syahid ia tidak dihisab oleh Allah Swt. Ringkasnya yaitu mereka yang wafat seakan – akan dibunuh oleh keadaan, bukan disengaja atau wafat dalam keadaan sehat wal afiah lantas kemudian wafat diatas ranjang tapi wafatnya melewati sakit yang teriwayatkan disini yaitu sakit yang ada di perut atau karena terbakar atau karena tenggelam atau karena terkena reruntuhan longsor.

(dan juga)Al math’un (orang yang terkena wabah thaa’un). Zaman sekarang kita tidak dengar lagi wabah itu. Wabah Thaa’un itu adalah wabah penyakit demam, kalau datang menyerang 1 negara, 1 bangsa bisa ribuan yang mati. 1,2,3 hari wafat, 1,2,3 hari wafat. Itu bergelimpangan manusia kalau wabah thaa’un datang, biasanya ada yang mengatakan 10 tahun sekali, ada yang mengatakan 11 tahun sekali. Kalau wabah thaa’un datang, itu jenazah, bangkai bergelimpangan di jalanan. Mereka itu wafatnya syahid kata Rasul saw.

Dan yang terakhir adalah Assyahid fisabilillah, ini yang paling afdhol. Orang yang wafat karena membela agama Allah. Mereka inilah “Syahiduddunya wa Syahidul Akhirah”. Imam Nawawi mengatakan derajatnya berbeda. jadi jauh beda antara orang yang wafatnya karena tenggelam atau terbakar atau karena longsor dibanding orang yang berjihad membela agama Allah. Jauh berbeda! Sungguh merka jauh lebih mulia dan syahid juga tapi ada tingkatannya lagi. Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah. Dan para syuhada atau yang mati syahid ini banyak. Imam Nawawi juga menyebutkan “orang yang membela kampungnya dari seorang yang akan mengambil hartanya, kalau dia mati maka matinya syahid juga”. Banyak teriwayatkan, hanya didalam Shahih Bukhari disebut 5 saja. Demikian secara ringkas.

Yang ketiga adalah hadits yang kita baca malam selasa yang lalu yang belum sempat disyarah. Kebetulan hadits ini juga menukil hadits itu dengan lafadz yang sama. Rasul saw bersabda “ma fiinnidai wasshaffil awwal” seandainya manusia itu tahu kemuliaannya ketika shalat berjamaah di shaff yang pertama Dan apa dari kemuliaan – kemuliaan yang ada pada shalat Subuh diantaranya adzan dan iqamah. Kalau mereka tahu kemuliaan itu, lalu mereka tidak bisa mendapatkannya kecuali harus diundi, mereka akan ikuti daripada perundian itu demi untuk bisa duduk di shaff awal atau menjadi seorang muadzin dan atau iqamah”. Ini kalau mereka tahu kemuliaannya menunjukkan rahasia anugerah Allah Swt sangat besar pada perbuatan ini. Dan hadits ini mengundang kita dari seruan Rasul saw yang membawa kalimat – kalimat yang paling bercahaya menerangi kehidupan dunia dan akhirat. Agar kita terpanggil untuk melakukannya. Paling tidak, tidak pernah jadi muadzin, ya belajar. Tidak bisa di masjid jami, bias di sekolahnya, di tempat kerjanya. Paling tidak kau suka juga jadi muadzin, kalau tidak jadi iqamahnya. Tapi yang paling penting shaff awalnya. Shaff pertama masih ada yang kosong, masuk karena itu kemuliaan yang sangat besar. Sampai Rasul saw berkata kalau seandainya mereka tahu mereka akan berebutan dan kalau diadakan perundian untuk itu mereka akan melakukan perundian itu demi bisa mendapatkan jadi muadzim atau jadi iqamah shalat atau berada di shaff yang pertama.

Selanjutnya adalah “law ya’lamuna maa fiittahjiri lastabaqu ilaihi” kalau seandainya orang – orang itu tahu bagaimana pahalanya mendatangi shalat dhuhur berjamaah saat panas matahari terik mereka akan keluar semuanya berlomba – lomba untuk melewati panasnya matahari teris demi untuk mencapai shalat dhuhur dalam keadaan itu. “Tahjir” dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari adalah mendatangi shalat dhuhur saat panas matahari terik. Kesimpulan ucapan ini adalah memperdulikan ibadah – ibadah yang berat, halangan – halangan yang muncul ia tidak perduli dan tetap ia lakukan. Kalau di tempat kita jarang ada matahari terik tapi ada hujan deras. Demikian hadirin – hadirat.

Sama juga, alam yang menghalangi kita adalah cobaan yang besar untuk kita bisa mencapai kemuliaan. Maka dari itu shalat berjamaah tentunya yang afdhol atau menghadiri majelis taklim atau majelis dzikir datang hujan. Itu pahalanya jauh lebih besar kalau seandainya ia tahu kemuliaannya hadir di majelis taklim sampai kehujanan. Saya lihat, malam, kemarin malam, malam sebelumnya para sahabat, saudara – saudara kita terus berkumpul disaat hujan turun dan tidak ada yang meninggalkan tempatnya. Ini menunjukkan besarnya kecintaan dan keperduliaan kita kepada kemuliaan yang ditumpahkan oleh Allah dan itu berarti besarnya keinginan Allah menumpahkan Rahmat dan Keluhuran bagi kita.

Yang terakhir, “kalau seandainya mereka itu tahu kemuliaan yang ada pada shalat berjamaah Isya dan Subuh”. “Laatawhuma walaw habwan” maka mereka akan datang walaupun dengan merangkak. Mendatangi apa? Shalat Isya berjamaah dan shalat Subuh berjamaah. Disini, ucapan ini adalah himbauan dari Sang Nabi saw agar kita melakukan shalat Isya berjamaah dan Subuh berjamaah. Banyak barangkali ada diantara kita yang masih belum dapat kemuliaan shalat subuh berjamaah, semoga Allah menjadikan esok hari ini semua tidak ada yang tersisa kecuali shalat subuh berjamaah.

Kita bermunajat kepada Allah Swt, semoga Allah Swt memakmurkan hari – hari kita. Allah limpahkan kemuliaan dan keluhuran bagi diri kita, Allah tuntun kita untuk berbuat semakin baik. Ya Rahman Ya Rahim, kami mengadukan keadaan kami yang demikian lemahnya dari perbuatan ketaatan kepada-Mu. Rabbiy Rabbiy kami semua bersaudara dan dalam satu kalimat tauhid. Rabbiy kami memahami satu diantara teman kami yang saudaranya sakit, yang kerabatnya terkena musibah atau yang terkena dosa yang tidak bisa ia tinggalkan atau ia selalu terlewatkan dari shalat subuh atau ia selalu berbuat buruk pada Ayahbundanya. Rabbiy benahi keadaan kami, Ya Rabbiy Ya Rahman Ya Rahim, inilah munajat, inilah doa. Masing – masing keadaan kami mempunyai kekurangannya, “khuliqal insanu dhaifaa” manusia diciptakan lemah oleh Allah. Karena Allah akan memperkuat mereka jika mereka berdoa kepada Allah. Maka inilah kami berdoa Rabbiy, kami menginginkan kemuliaan,bangkitkan jiwa kami untuk selalu berbuat mulia. Bangkitkan seluruh sel tubuh kami untuk selalu asyik berbuat hal – hal yang indah di kehadirat-Mu danpercepat kemakmuran muslimin dan percepat kehancuran musuh – musuh Islam.

Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am, pastikan kami semua ini merasakan kemakmuran yang dijanjikan oleh Nabiyyuna Muhammad Saw. Tidak ada muslim yang butuh shadaqah, tidak ada muslim yang faqir. Saat – saat itu telah dijanjikan oleh Nabi. Rabbiy pastikan kami semua berjuang mencapai kemuliaan itu dan mencapai kemakmuran bagi muslimin muslimat. Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaljalali wal ikram, kami lihat Negara Adikuasa satu persatu berjatuhan, yang Kau buat miskin, yang Kau buat pecah – belah maka Rabbiy percepatan kehancuran musuh – musuh muslimin. Dan dukung kekuatan muslimin.

Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am, inilah doa, inilah munajat. Dihadapan kami pemilhan umum, para calon legislative, para calon pemimpin di DPRD dan pemimpin Negara. Rabbiy Rabbiy kami titipkan munajat dan doa kami, kami ingin keadaan muslimin lebih baik dari sebelumnya. Ya Rahman Ya Rahim siapapun yang akan Kau angkat untuk memimpin jadikan ia orang yang memiliki jiwa yang mulia yang memperdulikan iman, yang memperdulikan majelis dzikir, yang memperdulikan Islam, yang peduli terhadap Islam.

Ya Rahman Ya Rahim calon – calon ketua DPRD yang berniat baik semoga diangkat oleh Allah Swt. Mereka hadir disini sebagai saksi kalau kami Majelis Rasulullah Saw sudah bosan melihat gambar porno dijalan – jalan, di televise dan ditempat lainnya. Kami ingin bumi Jakarta lebih baik di tahun mendatang ini dengan terpilihnya banyak dari calon legislatif yang membela Islam. Semoga (hal hal buruk itu) ini tidak lagi terlihat di bumi Jakarta. Ya Rahman Ya Rahim kami tidak menginginkan kekerasan, akan tetapi kami menginginkan kelembutan dan pembenahan umat dari rakyat yang terendah sampai pemimpin yang tertinggi mencintai kemuliaan kalimat tauhid, mendukung dakwah Sayyidina Muhammad Saw. Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaljalali wal ikram

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Ya Rahman Ya Rahim Ya dzaljalali wal ikram, hadirin kita teruskan dengan doa yang diwasiatkan oleh Guru Mulia kita Alhafidz Almusnid Alhabib Umar bin Hafidz yaitu “Ya Arhamarrahimin Farij ‘Alalmuslimin”. Ini seakan cuma qasidah, bukan qasidah ini tapi doa akan tetapi dijadikan qasidah agar kita lebih asyik didalam dzikir ini. Kalian lihat sendiri maknanya untuk mendoakan muslimin muslimat dan mendoakan agar munculnya pemimpin yang membela Islam, pemimpin yang mencintai shalihin, pemimpin yang menegakkan kebenaran, pemimpin yang menindas kedhaliman. Dan ini adalah doa yang diajarkan oleh Guru Mulia kita menjelang datangnya pemilu ini. Insya Allah doa ini kita gemuruhkan terus di majelis – majelis. Allah akan benahi keadaan bangsa kita khususnya bumi Jakarta dan seluruh wilayah muslimin. Saudara kita yang me-relay acara ini di Banjarmasin semoga di limpahi kemuliaan. Di Radio Banjarmasin dan seluruh wilayah lainnya yang turut meliput danmendengar acara ini di stream www.majelisrasulullah.org semoga dilimpahi Rahmat dan Keberkahan. Kita berdoa bersama – sama. Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah…

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Amal Yang Paling Dicintai Allah


Amal Yang Paling Dicintai Allah
Senin, 5 Januari 2009

Sumber : http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=189&Itemid=1

قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ..؟، قَالَ الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قَالَ ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّه (صحيح البخاري)

Nabi saw ditanya : “Amal apa yang paling dicintai Allah?, sabda Rasulullah saw : Shalat pada waktunya. Lalu apa?, sabda beliau saw : Bakti pada ayah bunda. Lalu apa?, sabda beliau saw Jihad di Jalan Allah” (Shahih Bukhari)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt, Maha Luhur dan Maha Abadi, Maha Menjadikan setiap hal – hal yang tidak disukai oleh muslimin – muslimat sebagai penghapusan dosa dan pengangkatan derajat. Demikian indahnya Allah, demikian mulianya Allah yang menjadikan musibah yang datang kepada muslimin adalah pengampunan dosa tanpa istighfar. Orang lain butuh istighfar dan taubat untuk meminta pengampunan dosa tetapi Allah melihat hamba-Nya dikenai musibah, dimaafkan kesalahannya. Allah membayar kesedihan di hati muslimin – muslimat dengan pengampunan dosa dan dihindarkan dari api neraka. Inilah indahnya Arrahman Arrahim.

Bismillahirrahmanirrahim, Dengan Nama Allah Maha Raja Langit dan Bumi yang bermula seluruh kejadian alam semesta dari tiada, yang bermula seluruh kehidupan dari tiada, yang bermula benda – benda bercahaya diawali oleh Allah, Annuur ( Maha Bercahaya). Arrahman Arrahim. Arrahman adalah Kasih Sayang Allah untuk seluruh makhluknya, fasiq, dhalim, shalih, muslim, non muslim, kebagian Rahmatnya Allah. Arrahim adalah Kasih Sayang Allah khusus untuk mereka yang beriman. Maka kalau kita menyebut “Bismillahirrahmanirrahim”, ingat kalimat itu mengingatkan satu Nama Yang Memberi kepada semua makhluk hidup. Demikian Allah menunjukkan pemberiannya kepada yang beriman dan yang tidak beriman untuk memperkenalkan Kasih Sayang-Nya kepada mereka yang beriman bahwa Dia (Allah) Maha Bersabar dan Memaafkan mereka – mereka yang belum beriman agar mereka jangan berputus asa dari Kasih Sayang-Nya dan kembali pada pelukan Kasih Sayang Allah. Namun tentunya Kasih Sayang itu bersifat dunia saja. Kalau Arrahim adalah Kasih Sayang Abadi untuk mukminin dan mukminat.

“Bismillahirrahmanirrahim”, itu kalimat hadirin, menyimpan seluruh Kenikmatan dan Anugerah pada semua makhluk. Muslim, non muslim semua turun kepada semua makhluk yang terjadi kepada mereka dari segenap kenikmatan berpadu dalam kalimat “Bismillahirrahmanirrahim” mencatat seluruh Nikmatnya Allah Swt dari kalimat Arrahman Arrahim.

Alhamdulillahi rabbil a’lamin, Segala Puji milik Allah Rabbul Alamin. Kenapa? Karena Yang Maha Berjasa dan paling berjasa kepada semua makhluk-Nya. Tidak ada satu makhluk hidup di bumi Allah yang dia tidak mempunyai hutang jasa kepada Allah, Al Manan. Semuanya hidup tanpa bisa membayar daripada hutang – hutang kenikmatan yang diberikan oleh Allah. Oleh sebab itu mereka yang memahami ini akan bercahaya hatinya dengan pujian kepada Allah. Akan selalu basah bibirnya memuji Allah.

Maaliki yau middin. Raja dihari kebangkitan, maksudnya penguasa agung dan tunggal disaat semua penguasa tak lagi berkuasa) , Arrahman Arrahim diulang lagi dalam Surat Al Fatihah (sebelum Maaliki Yaumidiin). Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang itu itu juga tapi bedanya Maha Melimpahkan Kasih Sayang pada yang mukmin dan bukan yang mukmin. Hanya pada yang bukan mukmin ini hanya sementara dengan kenikmatan dunia saja. Yang mukmin diberi juga kenikmatan dunia tetapi di akhirat diberi lagi. Ini menunjukkan betapa ruginya mereka yang tidak beriman.

Hadirin – hadirat, demikian kalimat demi kalimat Surat Al Fatihah terlantunkan dan inilah seagung – agung doa. Ketika Allah Swt mengajarkan kalimat ini kepada kita. Surat Al Fatihah ini, adalah doa untuk seluruh apa apa dari kenikmatan yang datang kepada kita yang kita inginkan atau yang belum kita ketahui.

Ihdinashshirathalmustaqim, ayat sebelumnya iyyakana’budu waiyyakanasta’in (hanya kepada-Mu kami menyembah, hanya kepada-Mu kami mohn pertolongan). Ihdinashshirathalmustaqim (tunjukkan kami ke jalan yang lurus). Mau apa? Kita sudah muslim, tunjukkan ke jalan yang lurus harus dibaca setiap shalat, itu – itu lagi doanya diulang. Inikan sudah jalan yang benar?, jalan yang mana lagi koq diminta lagi diminta lagi doa ini. Hadirin, jiwa manusia selalu tergoncang dan terbolak – balik. Maka mereka yang membaca doa (membaca Surat Al Fatihah) didalam shalat tentunya.

Ihdinashshirathalmustaqim (tunjukkan kami ke jalan yang lurus). Allah bimbing lagi ia, yang barangkali habis shalat ia akan berbuat dosa, Allah palingkan agar ia tidak berbuat dosa dan terhindar dari dosa atau barangkali ia terjebak dalam dosa – dosa besar, Allah tundukkan hatinya untuk ingin taubat dan istighfar. Ini hadirin, kalimat “Ihdinashshirathalmustaqim” menjaga kehidupanmu, jika kita baca ini dengan ikhlas dan dengan kehadiran hati, kau tidak akan bermaksiat sampai waktu shalat berikutnya. Karena diminta kepada Allah, lantas kita tanya “apakah Allah memberi?” Allah sudah jawab didalam Shahih Muslim (dalam hadits Qudsiy) “orang – orang yang mengucap Surat Al Fatihah itu dijawab oleh Allah Swt”. “Majadanniy abdi, adzdzana alaiyya abdi, hammadaniy abdi, sampai ke ucapan Ihdinashshirathalmustaqim (hamba Ku memuliakanku), lalu Allah jawab lagi “hadza li abdi wa lil abdi masa’al”, ini untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Maka minta dan ucapkan Surat Al Fatihah itu dengan jiwa.

Hadirin, Allah mengajarkan Surat Al Fatihah itu bukan “ihdini” (beri petunjuk padaku) namun “ihdina” (beri petunjuk kepada kami), itu kalau kita hadirkan khusyu’ dalam hati kita dengan makna saat mengucapkan Ihdinashshirathalmustaqim dalam 1X ucapan doamu, akan banyak orang – orang yang diberi petunjuk ke jalan kebenaran oleh Allah, karena doa kita. Ihdinashshirathalmustaqim, Allah sudah katakan “hadza li abdi wa lil abdi masa’al”, ini untuk hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang ia minta. Sekali kau mengucapkan “Ihdinashshirathalmustaqim” barangkali ada 10 atau 100 orang yang dicabut oleh Allah keinginannya untuk berbuat jahat dan bertaubat karena doa kita, tanpa kita mengenal mereka, karena kita berkata “ihdina”, “beri kami petunjuk”, siapa kami disini ini? Seluruh umat Nabi Muhammad Saw. Jadi orang yang mengucapkan doa itu, dia sudah mendoakan seluruh umat Nabi Muhammad Saw dan dia terlibat atas pahala semua amal baik umat Nabi Muhammad Saw yang lainnya, karena ia mendoakan mereka, (dan Rasul saw bersabda Barangsiapa yg mendoakan saudara muslimnya maka malaikat berkata Amin dan untukmu pula sebagaimana doamu pd saudaramu).

Dahsyatnya kalimat ini jika kau dalami maknanya “Ihdinashshirathalmustaqim” (tunjukkan kami ke jalan yang benar dan jalan yang lurus). Maksudnya, jalan Nabiyyuna Muhammad Saw maka kau dapat pahala semua orang yang berjalan di jalan yang benar. Itu keagungan Surat Al Fatihah. Lalu Allah tahu kita ini mau jalan yang benar tapi kita mau jalan yang hidupnya nikmat. Tidak mau kita ditimpa banyak kesulitan, maka diperjelas lagi “Shirathalladzina an’amta a’laihim” (jalan orang - orang yang Kau beri kenikmatan atas mereka). Masya Allah, siapa? Mereka ini mukminin - mukminat yang ditumpahi kenikmatan dari zaman Nabi Adam hingga saat sekarang sampai akhir zaman. Kita minta kenikmatan yang dilimpahkan itu “Shirathalladzina an’amta a’laihim”, kenikmatan dalam kesehatannya, kenikmatan dalam pekerjaan, dalam perdagangannya, dalam rumah tangganya, dalam sekolah, dalam masyarakat, dalam segala kehidupan dan kematian. “Shirathalladzina an’amta a’laihim”, orang – orang yang Kau beri kenikmatan jalan mereka, muqarrabin, shiddiqin, shalihin dan semua jalan orang – orang yang dilimpahi kenikmatan oleh Allah, tapi bukan jalan orang yang dimurkai Allah. “Ghairil maghdhubi a’laihim waladhdhollin”.

Ini hadirin – hadirat kalau kita doa hadirkan hati kita pada saat baca Al Fatihah, kau akan terjaga dari dosa dan terjaga dari segala kejahatan. Itu kekuatan yang dahsyat Surat Al Fatihah, ada dalam setiap shalat kita. Oleh sebab itu disabdakan oleh Nabiyyuna Muhammad Saw riwayat Shahih Bukhari yang tadi kita baca bersama, ditanya kepada Nabi Saw “Ayyul a’mal ahabbu ilallah?” (amal apa yang paling dicintai Allah?), Rasul saw menjawab “shalat pada waktunya”, itu hukumnya sunnah muakkadah. Shalat boleh diawal waktu, ditengah waktu, boleh diakhir waktu dan tetap sah shalatnya. Tetapi sunnahnya yang terbaik adalah diawal waktu. Ini ada syarahnya, lihat nanti kita syarahkan. Lantas apa? dikatakan lagi “tsumma ayyu?” (lalu apa?) lalu “birrul walidain” lalu apa? lalu “jihad fisabilillah”.

Kita jelaskan yang pertama dahulu, didalam shalat tepat pada waktunya itu kita harus punya pemahaman, bukan berarti mutlak setiap habis adzan harus segera shalat qabliyah, dilanjutkan shalat dan shalat, bukan mutlak begitu. Karena ada riwayat lainnya Shahih Bukhari menjelaskan bahwa “antum fi shalah maa iltum tantadhiruunaha” (kalian tetap dalam pahala shalat selama kalian menantikan untuk mendirikan shalat) dan Rasul Saw dalam beberapa riwayat (bukan dalam satu riwayat) Shahih Bukhari “mengakhirkan waktu shalat, menunda waktu shalat”. Jamaah sudah menunggu, Rasul saw ada urusan kesana, urusan kesini, Sahabat menunggu. Itu terjadi beberapa kali, ketika Rasul saw datang, Sahabat masih menunggu dalam shaf bahkan dalam salah satu riwayat adalah saat shalat Isya’, Bilal sudah adzan, Sahabat sudah rapi shafnya, Rasul Saw baru keluar ditengah malam. Sahabat ada yang tertidur sambil duduk, ada yang tetap berdzikir lantas Rasul saw berkata “kalian tetap dalam pahala shalat selama menunggu shalat”. Jadi kalau sudah waktunya adzan, sunnah yang paling bagus sunnah qabliyah, lalu amalan yang sangat dicintai Allah sebagaimana hadits ini adalah langsung shalat, jangan kemana mana dulu, ada sms taruh dulu, ada telefon taruh dulu, aku mau berjumpa dengan Rabbul Alamin, ini penting! Tidak ada yang lebih penting dari Allah, toh hanya beberapa menit.

Demikian hadirin – hadirat. Tapi jika kesibukkan itu berupa kesibukkan yang ukhrawi boleh ditunda. Misal zaman sekarang orang kalau taklim habis shalat maghrib, majelis taklimnya terus baru selesai jam 8. Apa ini mereka koq tidak mau shalat Isya’ tepat waktu? Ketahuilah Rasul saw juga mengajari kalau ditundanya itu karena hal – hal yang bersifat ukhrawi (ibadah), maka penundaannya itu mendapat pahala. Sebagaimana Rasul saw tadi bersabda “kalian tetap dalam pahala shalat selama duduk menanti shalat”. Duduk saja menunggu shalat itu sampai waktu shalat dihitung pahala shalat, jadi kalau majelis taklim misalnya, majelis taklim kita tentunya setelah shalat Isya’tapi banyak majelis – majelis taklim sekarang ini diprotes oleh sebagian kelompok orang. “ini sudah waktunya shalat, masih saja ini ustadznya terus ngajar”, bukan begitu tapi ada hukumnya. sebagaimana riwayat Shahih Bukhari yang menjelaskan bahwa Rasul saw menunda waktu shalat dan Al Imam Ibn Hajar didalam Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari menjelaskan bahwa kalau penundaan itu untuk hal – hal yang bersifat duniawi maka ia kehilangan pahala shalat pada waktunya tapi kalau hal – hal yang bersifat ukhrawi dan ibadah maka penundaannya itu mendapat pahala jika sudah duduk di shaf. Ini penjelasan yang utama.

Al Imam Ibn Hajar dalam mensyarahkan hadits ini, berkata : ini hadits bukan mutlak, ada hadits – hadits lain yang mengatakan sebaik – baik amal adalah jihad fisabilillah. Ada hadits lain juga riwayat – riwayat shahih yang meriwayatkan “afdholul a’mal adalah shadaqah”. (sebaik baik amal shadaqah) Maka Al Imam Ibn Hajar menjelaskan ini tergantung kondisinya, jangan tinggalkan shalat pada waktunya. Kejar shalat pada waktunya, itu pahala besar, amal yang paling dicintai Allah. Tapi ada waktunya lagi untuk “afdholul a’mal jihad fisabilillah”, (sebaik baik amal adalah Jihad di jalan Allah) ada waktunya begitu. Kampungnya sudah diserbu oleh orang – orang non muslim, masjid mau diruntuhkan tadi kita dengar penyampaian dari Hb soleh Alidrus dari Poso, semua muslimin wajib jihad itu. Bukan shalat pada waktunya yang kita dahulukan, terjun jihad. Namun maksudnya bukan meninggalkan shalatnya, shalat tetap fardhu tetapi diakhirkan waktunya atau dipertengahan waktu, tidak apa – apa. Karena apa? karena ada hal yang lebih pantas didahulukan pada kondisinya. Demikian hadirin- hadirat yang dimuliakan Allah.

Diriwayatkan pula didalam Shahih Bukhari, Rasul saw selesai shalat buru – buru pergi, sahabat sedang dzikir karena memang sunnah dzikir selesai shalat adalah dzikir. Haditsnya sudah kit baca minggu yang lalu, tertulis di website, terekam di website dan ada di bulletin.
Hadirin, Rasul saw pergi meninggalkan shaf padahal sunnah dzikir setelah shalat namun Rasul pergi, Sahabat berkata “koq Rasul buru – buru pergi dan meninggalkan dzikir..?”. “Ya Rasulullah apa yang membuat engkau pergi?”, Rasul berkata “aku lupa ada barang barang untuk fuqara masih belum kusampaikan di rumah”. Itu beliau saw menunda hak fuqara sampai salam dan beliau meninggalkan dzikirnya untuk menyampaikan kepada fuqara. Kan dzikir hanya beberapa menit, beliau tidak mau menunda itu demi hak hak orang miskin. Subhanallah!! Inilah akhlak Nabiyyuna Muhammad Saw.

Hadirin- hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, hadits yang sebagaimana kita baca tadi “lalu apa?”, lalu “birrul walidain” (bakti kepada orangtua jangan dilupakan). Banyak keluhan kepada saya “ayah saya itu orang yang fasiq, dia banyak berbuat dosa maka boleh tidak kalau saya mencaci - maki dan benci padanya”, “ibu saya itu jahat, tidak mau pakai jilbab, saya juga tidak suka melihatnya” Subhanallah!! Kita bukan Allah Al Hakim (yang menghakimi dosa – dosa) ayahbunda kita. Kita ingat, Itu ayahbunda kita, saat kita lahir.

Diriwayatkan dalam satu riwayat yang tsigah ada anak datang kepada Rasul saw mengadu “Ya Rasulullah hartaku ada yang diambil oleh ayahku”, kasarnya begini, ini orang mengadukan bapaknya mencuri hartanya. Rasul panggil ayahnya “kau mencuri harta anakmu?” maka orang itu berkata “Ya Rasulullah 20 tahun yang lalu, aku kelahiran seorang bayi pria. Aku terdiam dengan airmata dan keringat dingin menanti kelahiran sang bayiku. Tidak lama kudengar jeritan kelahiran bayiku, dan aku menangis gembira, tidak ada yang lebih membuatku gembira dari mendengar tangisnya, tangis bayiku. Seandainya dipilihkan untukku untuk dikuliti dan dilemparkan ke dalam bara api demi keselamatan bayiku yang lahir itu, akan kuperbuat.
Dia lahir dengan selamat dan aku gembira, aku peluk, aku sambut dia dengan adzan, ku adzankan di telinga kanannya dan ku iqamahkan di telinga kirinya, akulah orang yang pertama kali memeluknya dengan gembira. Lapar dan hausku kutinggalkan demi bayiku, agar kesehatannya dan kemaslahatan sang bayiku ini, Aku lapar, kudahulukan makanan untuk bayiku, aku ngantuk kutinggal tidurku demi bayiku. Semua untuknya, semua hajatku kusingkirkan yang penting anakku bayiku sampai dia tumbuh dewasa. Aku mengajarinya makan, minum, berjalan, aku mengajarnya berbicara dan semuanya selama 20 tahun untuknya kukorbankan.
Dan sekarang bayi itu, bayiku yang sangat kucintai telah dewasa dan kaya raya, lalu ia berkata “aku adalah pencuri”.
Maka Rasul saw menangis seraya berkata “harta itu milik ayahmu, wahai anak”. Demikian hadirin, ini ayah. Dan ibu lebih – lebih lagi dari itu.

Sebagian muncul pertanyaan pada saya di website “Habib, ibu saya itu tidak mau memakai jilbab, apakah saya mesti berbakti padanya atau tidak?”. Tentunya pengingkarannya terhadap syari’ah mutaharrah kita nasehati dengan lemah lembut tapi ingat ibu kita itu terkejang – kejang menjerit saat kita lahir, ia teriak dengan teriakan yang dahsyat dan kepedihan yang tidak ada yang melebihinya kecuali sakaratul maut.

Bayangkan wajah ibumu yang sedang menjerit dan sedang dalam keadaan terkejang – kejang menahan kelahiran kita. Sampai sekarang kita berkata “aku tidak perlu bakti kepadanya…..??”. Rasul berkata “tsumma birrul walidain…” (lalu bakti kepada ayahbunda). Hati – hati ayahbunda kita. Hadirin- hadirat, jika mereka mengingkari syari’ah, nasehati dengan lembut kalau bisa, kalau tidak cari orang lain (teman mereka, saudara mereka) agar menasehati mereka.

Yang ketiga “jihad fisabilillah”. Jihad adalah membela agama Allah Swt. Mereka yang mampu jihad dengan pedang, dengan senjata. Jihad dengan senjata wajib kalau seandainya dikampung – kampung halamannya ada serangan non muslim, wajib jihad. Tapi kalau ditempat lain, lihat keadaannya dulu. Kalau dikampungnya masih butuh orang – orang yang menegakkan dakwah Islamiyyah, jangan ramai – ramai meninggalkan kampungnya.
Hadirin – hadirat, kita gembira saudara – saudara kita bahkan ada yang berangkat ke Palestina. Tapi jangan dilupakan tempatnya sendiri, disini kita dengar tadi Habib Sholeh di Poso juga butuh muslimin, kalau punya semangat, kesana berangkat membantu. Saya janji kepada Habib Sholeh, 2 – 3 bulan ini saya akan kunjung kesana Insya Allah.

Hadirin, juga diwilayah kita. Sebelah rumah sudah menyembah selain Allah, tetangga sana sudah tidak mau sujud lagi, yang sini muncul ikutin ajaran – ajaran akidah yang sesat. Siapa yang perduli akan ini semua? Kita memikirkan negeri yang jauh – jauh, saudara – saudara kita di Jakarta ini ratusan orang murtad setiap tahun dan dalam setahun puluhan tempat peribadatan non muslim berdiri. Ada yang perduli?

Hadirin- hadirat yang dimuliakan Allah,
Inilah jangan sampai kita tertipu dengan media massa. Media massa mengabarkan sesuatu maka semua konsentrasi ke berita tsb,. Maka jangan mengarah ke berita itu semua, ada yang berangkat, ada yang ditempat. Dalam perang uhud juga begitu, kalau turun semua habis kalah muslimin nanti. Ada yang tinggal ditempatnya.

Hadirin- hadirat, kita Majelis Rasulullah Saw mendukung penuh saudara – saudara kita yang berangkat ke Palestina dan mendoakan mereka. Akan tetapi kita membagi tugas, kita membenahi wilayah kita juga. In saudara – saudara kita dari Irian Barat sudah ada 30 orang yang taklim bersama kita dan diantaranya yang kena musibah. Santri KH. Ahmad Baihaqi masih kecil – kecil, ayahanda mereka dan ibu mereka yang diatas kapal, kapalnya tenggelam (30 orang wafat). Diantaranya mereka ini, mereka sudah tidak punya ayahbunda sekarang. Entah karena sabotase atau entah karena memang kehendak Allah kepada ayahbundanya mati syahid. Saya sendiri berat mendengar kabar ini membayangkan mereka ini sudah tidak lagi punya ayahbunda tapi saya yakin mereka nanti akan kembali dan dengan diberi busyro oleh Allah.

Mana ayahbundanya yang wafat..?, saya ingin jamaah melihatnya…. Maka beberapa anak irian usia sekitar 4 dan 5 tahun berdiri sesaat..wajah wajah tanpa dosa dan kaget karena baru dapat kabar bahwa ayah bunda mereka telah tiada

Semoga Allah memberikan kesabaran kepada mereka, keluarga mereka telah wafat. Semoga Allah memberikan kesabaran kepada mereka dan pertolongan kepada mereka. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal Ikram Yadzaththauli wal In’am.

Silahkan,..saudara – saudara kita nanti yang punya kepedulian, silahkan Bantu, datang ke tempat mereka taklim di Majelis Taklim Al Karimah, ditempat KH. Ahmad Baihaqi. Yang bisa menghibur, hibur. Yang bisa bantu, Bantu. Kita juga punya keluarga muslimin sebangsa kita yang sedang kena musibah.

Hadirin- hadirat yang dimuliakan Allah,
Bahasan saya yang terakhir adalah tentang zakat profesi yang sering ditanyakan oleh banyak muslimin. Zakat Profesi itu tidak diakui oleh seluruh madzhab, tidak ada mengeluarkan zakat tiap bulan. Itu muncul sekarang ramai dimana – mana diadakan mengeluarkan zakat. Zakat profesi tidak diakui oleh seluruh madzhab karena riwayat hadits yang dijelaskan tentang haul dan nishab. Orang kalau punya harta itu wajib mengeluarkan zakat kalau hartanya yang disimpan dengan 2 syarat: Yang pertama adalah nishab. Nishab batas wajib zakat, itu adalah harta yang disimpan lebih dari harga 84 gram emas murni. Saya tidak tahu pastinya harga emas murni 1 gram berapa? Tapi kalau lebih dari 84 gram emas murni harta yang kita simpan, harta berupa uang maksudnya bukan mobil, rumah namun berupa uang atau emas atau perak, yang melebih 84 gram sampai 1 tahun baru dikeluarkan zakatnya 2,5%.

(berikut penjelasan dari forum Tanya jawab di web ini ):
syarat bagi muslim untuk mengeluarkan zakat harta adalah dua,

1. Nishab : Batas jumlah / nilai yg ditentukan syariah,
2. haul : sempurna 1 tahun

jadi anda bekerja dan mendapat gaji itu tak ada zakatnya, boleh anda bersedekah saja.

perhitungan zakat harta adalah jika anda menyimpan uang, atau emas anda baru kena zakat jika menyimpan uang itu sampai setahun, dan jumlah yg anda simpan telah melebih nishab selama setahun, selain itu berupa barang, rumah, perhiasan zamrud, berlian, mobil dll tidak terkena zakat, yg terkena zakat adalah uang, emas, atau perak

zakat maal / harta dikeluarkan setahun sekali, mulai terhitung di hari sejak uang kita melebihi Nishob (batas), dan Nishob zakat maal adalah seharga emas murni 84 gram, maka bila uang simpanan kita terus meningkat, misalnya mulai 4 Oktober 2006 uang simpanan kita mulai melebihi harga emas murni 84 gram, maka sejak tanggal 4 oktober itu terhitunglah kita sebagai calon wajib zakat, namun belum wajib mengeluarkan zakat karena menunggu syarat satu lagi, yaitu haul (sempurna satu tahun)

nah.. bila uang kita terus dalam keadaan diatas Nishob sampai 3 oktober 2007 maka wajiblah kita mengeluarkan zakatnya sebesar jumlah seluruh uang kita yg ada pd tgl 3 oktober 2007 sebesar 2,5%. (bukan uang kita yg pd 4 oktober 2006, atau uang kita bertambah menjadi 100 juta misalnya, lalu naik dan turun, maka tetap perhitungan zakat adalah saat hari terakhir ketika genap 1 tahun dikeluarkan 2,5% darinya).

bila uang kita setelah melebihi batas 84 gram, lalu uang kita berkurang misalnya pd januari 2007 uang kita turun dibawah harga emas 84 gram, maka sirnalah wajib zakat kita, kita tidak wajib berzakat kecuali bila uang kita mulai melebihi nishab lagi, saat itu mulai laih terhitung calon wajib zakat dg hitungan mulai hari tsb, dan itupun bila mencapai 1 tahun penuh tidak ada pengurangan dari batas nishob, jika uang kita berputar, keluar masuk rekening misalnya, maka tak terkena zakat, yg terkena adalah jika tersimpan tak terpakai selama satu tahun).

Orang yang mengatakan bahwa hadits itu dhaif, sungguh mereka itu sedikit punya kekurangan ilmu, karena hadits ini memang dhoif dari beberapa riwayat, namun ada juga diriwayatkan oleh Imam Malik (dalam Almuwatta) dari Nafi’, dari Ibn Umar dari Rasulullah Saw, dan Imam Bukhari mengatakan sanad ini sanad yang paling shahih dari semua sanad hadits. Yaitu sanad hadits yg dari Imam Malik, dari Nafi’ dari Ibn Umar.

Ini sanad hadits yang paling shahih hingga Imam Bukhari mengatakan sanad ini disebut sanad dzahabiyah, (sanad emas). Kenapa? karena sangat shahih. Jadi kalau ada yang mengatakan hadits ini dhaif, belajar hadits dulu.

Dan seluruh madzhab yaitu Syafi’i, Hambali, Maliki dan Ahmad bin Hambal kesemuanya mengakui bahwa zakat harta adalah haul dan nishab, bukannya bulanan. Ketika ditanyakan kepada mereka yang mengatakan itu mereka berkata “karena muslimin banyak yang murtad, gara gara tidak ada yang mengeluarkan harta”. Kita menjawab : Ya..jangan dinamakan “zakat” tapi “shadaqah”, misalnya shadaqah profesi tiap bulan.., silahkan.
Tapi kalau “zakat”, zakat itu syari’ah dan hal yang fardhu, menambah hal yang fardhu adalah munkar, apapun alasannya. Kalau seandainya banyak orang orang yang keluar dari islam gara gara orang muslim kurang bershadaqah lalu diadakan fardhu zakat yang baru. Berarti kalau ada orang yang banyak maksiat, kita tambah shalat Isya’ menjadi 10 rakaat..??.
tentunya tidak seperti itu. Ini hal yang fardhu tidak boleh ditambah, beda dengan hal – hal yang bukan fardhu berupa hal yg baik. Kalau hal itu dikatakan zakat, zakat itu hukumnya fardhu, tidak dikeluarkan / dibayarkan maka orang itu halal darahnya dibunuh.

Ini hukum fardhu kenapa ditambah?. Shalat fardhu ditambah jadi 6, jadi 7 misalnya, tentunya tidak boleh... Demikian pula zakat, jangan ditambah lagi dengan “zakat profesi”, kalau disebut “shadaqah profesi” kita dukung. Tapi kalau “zakat profesi” dikeluarkan tiap bulan itu bertentangan dengan syari’ah. Demikian hadirin- hadirat yang dimuliakan Allah.

Dan kita lihat hikmah Ilahiyyah, ini penyampaian saya menutup daripada perjumpaan kita di malam hari ini. Hikmah Ilahiyyah jangan sering kita buru – buru menuduh Allah dalam segala hal. Apa ini koq datang lagi musibah? Sebentar datang akidah Ahmadiyah, lalu datang lagi Lia eden, lalu datang lagi pelecehan Nabi Saw di Denmark, lalu dihantam lagi dari Palestina. Ini Allah koq diam saja dengan keadaan muslimin? Lihat justru keadaan ini menguntungkan muslimin. Semua keadaan itu, semua perbuatan musuh – musuh Islam yang ingin menghancurkan Islam balik kepada mereka sendiri. Muncul diangkat di media massa. Nabi baru, mengaku Nabi baru Ahmadiyah. Semua media, orang – orang yang non muslim berharap supaya orang – orang islam masuk kesana justru sebaliknya. Justru orang yang tidak kenal majelis taklim malah buka – buka lagi sejarahnya Rasul, malah buka lagi Al Quranulkarim. Nih..mereka punya banyak Al Kitab yang baru, katanya. Kitab suci mereka sendiri. Orang Islam tidak baca itu, mereka membuka Al Quran. Justru perbuatan mereka itu membuat muslimin bangkit mengenal Nabinya.

Muncul lagi, pelecehan Nabi Muhammad Saw di Denmark. Mereka katakan Nabi itu begini, fitnahnya begini begitu. Justru muslimin bukan meninggalkan Islam, malah semakin bangkit mempelajari sejarah Nabi Muhammad Saw. Allah balikkan keadaan, panah yang mereka arahkan kepada kita balik kembali kepada mereka sendiri. Di Denmark ada perpustakaan itu gempar dibicarakan setelah keadaan itu. Orang – orang non muslim semuanya menyerbu habis buku – buku tentang pelajaran Islam, dibeli dan dihabiskan oleh orang – orang non muslim. Mereka mau tahu sebenarnya orang Islam itu seperti apa? gimana sih? Sebab apa? sebab pelecehan.. bahkan banyak dari mereka yg masuk islam

Mereka ingin membuat muslim murtad justru sebaliknya muslimin bangkit mengenal Nabi Muhammad Saw dan yg non muslim banyak yg masuk islam.

Palestina begitu juga maksudnya, ingin menghancurkan muslimin di Palestina agar Yahudi memiliki wilayahnya. Perbuatan mereka membangkitkan seluruh dunia untuk membenahi diri mereka. Bukan ramai – ramai ke Palestina saja, akhirnya kan masing – masing orang. Masjid ramai, majelis taklim ramai dan terus bangkit dan bangkit. Ini zionis ajarannya kemana – mana, bukan hanya di Palestina tapi dinegeri kita, budaya kita, sosial, ekonomi dikuasai mereka. Bangkit gara – gara perbuatan mereka. Ini Allah Swt balikkan keadaan kepada mereka sendiri.

Hadirin- hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikianlah pertolongan dari Allah Swt dan jangan lupa mereka – mereka yang kena musibah itu didalam kemuliaan dan pengampunan Allah dan mereka yang wafat itu didalam syahid. Dan kita mendoakan semua perjuangan daripada saudara – saudara kita muslimin khususnya di wilayah kita, di Poso, di Irian dan di bumi Jakarta ini juga dan di Palestina dan di Kashmir dan lainnya. Ini semua menandakan dekatnya kebangkitan muslimin – muslimat di muka bumi. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal Ikram Ya Dzaththauli wal In’am.

Hadirin ada 1 hal yang ingin saya sampaikan, fitnah yang muncul dari satu orang saudara kita muslimin, angkat suara di mimbar mengatakan “Saya ini Munzir Ghulam Ahmad” karena tidak ikut demo menentang Ahmadiyah. Ini sudah tersebar kabarnya, saya mohon dan saya instruksikan kepada seluruh jamaah jangan mengambil tindakan anarkis. Saya sudah maafkan itu, walaupun itu sebuah fitnah yang demikian keji nama saya disejajarkan dengan pemimpin murtad di muka bumi ini dg sebutan “Munzir Ghulam Ahmad”. Tapi tentunya itu kecil bagi saya, karena Rasul saw difitnah lebih besar dari itu. Jangan ada yang mengambil tindakan anarkis dan saya sudah memaafkannya tanpa perlu meminta fulan untuk datang minta maaf, kita sudah lupakan.

Kita semua bersatu didalam Islam. Antara Majelis Rasulullah Saw dan Front Pembela Islam (FPI) bersatu dan berkeluarga dan saling dukung. Mereka dukung bergerak membenahi Islam dengan ketegasan dan kita dengan kedamaian dan kita semua satu dalam umat Sayyidina Muhammad Saw. Demikian juga dengan seluruh yang lainnya, jangan mau terprovokasi. Ada orang – orang yang terprovokasi mau memecah belah muslimin. Oleh sebab itu jangan terprovokasi.

Demikian hadirin- hadirat kita bermunajat, agar Allah Swt menjauhkan musibah dari muslimin dan menghancur leburkan musuh – musuh Islam, memecah belah daripada persatuan mereka. Rabbiy pecah belahkan persatuan musuh – musuh muslimin, gentarkan jiwa – jiwa musuh – musuh muslimin, Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal Ikram Ya Dzaththauli wal In’am bangkitkan semangat muslimin muslimat di bumi Jakarta dan sekitarnya dan di seluruh wilayah di Poso, di Irian Barat, di Palestina dan di seluruh Barat dan Timur. Ya Rahman Ya Rahim tenangkan bumi kami dari segala musibah, jangan Kau jadikan musim hujan yang datang membawa musibah, jadikan musim hujan yang datang membawa Rahmat. Jangan datangkanmusim kemarau yang membawa musibah, namun datangkan musim kemarau yang membawa Rahmat. Ya Rahman Ya Rahim jadikanmatahari esok terbit dengan kebahagiaan bagi kami dan bagi seluruh muslimin muslimat, ampuni dosa kami dan dosa ayahbunda kami. Mereka yang masih hidup limpahi keberkahan dalam hidupnya, mereka yang telah wafat muliakan arwah mereka bersama muqarrabin, bersama para shiddiqin.

Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal Ikram kita berdoa juga untuk perjuangan Al Habib Sholeh Alaydrus di Poso, KH. Ahmad Baihaqi di Irian Jaya dan seluruh para da’i kita yang berjuang di bumi Jakarta dan seluruh wilayah muslimin. Semoga diberi pertolongan dari Allah Swt, dihindarkan dari segala fitnah. Ya Rahman Ya Rahim inilah doa dan munajat, Wahai Yang Maha Menumpahkan Rahmat sepanjang waktu dan zaman, Wahai Yang Maha Menerangi jiwa dengan ketenangan, Wahai Yang Maha membangkitkan sifat luhur dan menumbangkan segala keinginan berdosa. Ya Rahman Ya Rahim kami berdoa untuk muslimin muslimat, juga saudara – sadara kami yang terjebak dalam narkotika, yang terjebak dalam perzinahan, yang terjebak dalam perjudian, yang terjebak dalam dalam akidah – akidah yang sesat. Rabbiy hujani mereka dengan hidayah, undang mereka kepada kebenaran dan sujud.

Ya Dzaljalali wal Ikram dan diantara kami diantara hadirin barangkali masih ada yang belum menajlankan shalat 5 waktu, jadikan malam ini malam taubat mereka dan tiada pernah meninggalkan shalat 5 waktu selama – lamanya hingga kami menghadap-Mu Rabbiy. Jika diantara kami ada yang masih terjebak didalam perzinahan, jadikan malam ini malam taubat mereka dan jaga mereka dari segala kemunkaran, dari perjudian, mabuk – mabukkan, dan dari segala hal – hal yang munkar. Rabbiy kami titipkan usia kami kepada gerbang Kasih Sayang-Mu.

Ya Rahman Ya Rahim Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah

Hadirin – hadirat, juga kita doakan para tamu – tamu kita, Bpk. Khairul Azhar dari Partai Golongan Karya, semoga dilimpahi Rahmat dan Keberkahan, (malam selasa minggu yg lalu telah berkunjung Ust Igo dari Partai Keadilan sejahtera), juga Bpk. H. Yusuf dan seluruh tamu kita dari para Habaib semoga dilimpahi Rahmat dan Keberkahan oleh Allah.

Dan hal yang perlu saya umumkan adalah kedatangan Guru Mulia kita Al Musnid Al Hafidh Al Habib Umar bin Hafidz yang ada penundaan yaitu kedatangan beliau adalah pada hari Sabtu, sebagaimana hari Kamis telah diumumkan. Ada penundaan kehadiran beliau ke Jakarta adalah hari Sabtu yaitu tanggal 10 Januari 2009. Jadi hari Kamis kedatangan kakak beliau sebagaimana biasa. Beliau adalah Al Habib Aththas bin Muhammad bin Salim bin Hafidh bersama rombongan 5 orang hari Kamis. Jadi acara malam Jum’at dikediaman saya sebagaimana biasa Insya Allah dihadiri oleh Habib Aththas dan juga pada malam Sabtu acara Majelis Rasulullah Saw di Masjid Al Hasanain, Dzikir Akbar sebagaimana biasa dihari oleh Habib Aththas. Dan juga pada hari Sabtu, Majelisnya Habib Ali bin Abdurrahman Assegaf di Tebet akan dihadiri oleh Habib Aththas dan Sabtupetang kedatangan Guru Mulia kita Al Musnid Al Hafidh Al Habib Umar bin Hafidz tiba paha hari Sabtu petang dan akan langsung ke Cidodol lalu malamnya ziarah ke Luar Batang sebagaimana biasa. Hari Minggunya Haul Al Imam Fakhrulwujud Abu Bakar bin Salim paginya lantas malam selasanya acara kita di MONAS pk. 21.00. kita berharap muslimin – muslimat lebih dari 1 juta yang hadir. Kita jadikan kota Jakarta ini, bumi yang luluh dengan dzikrullah Allah Swt. Kita dalam Dzikir Akbar bersama Guru Mulia kita Al Musnid Al Hafidh Al Habib Umar bin Hafidz malam selasa yang akan dating. Jadi bukan di Al Munawwar malam selasa depan tapi di MONAS. Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah. Kemudian dilanjutkan dengan qasidah Muhammadun dan doa penutup. Bagi hadirin – hadirat yang tidak memiliki kesibukkan agar tidakmeninggalkan majelis karena Rahmat dan Keberkahan masih berlanjut sampai doa penutup. Bagi mereka yang mempunyai kesibukkan tentunya tidak mengapa meninggalkan majelis.

Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Tujuh Kelompok Yang Dinaungi Allah
Senin,19 Januari 2009

Sumber : http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=190&Itemid=1

قال رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ، يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ، الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ، اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ، وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ، فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى، حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ. (صحيح البخاري

Sabda Rasulullah saw : “Tujuh kelompok yang dinaungi Allah pada Naungan Nya dihari tiada tempat berteduh kecuali yang dinaungi Nya, Imam yang adil, dan Pemuda yang tumbuh dg banyak ibadah pada Allah, dan orang yang hatinya terikat ke masjid masjid, dan dua teman yang saling akrab karena Allah, berteman dan berpisah karena Allah, dan pria yang diajak berzina oleh wanita kaya dan berkedudukan dan berparas indah namun ia menolak dg ucapan : aku takut pada Allah, dan orang yang bersedekah dengan sembunyi, hingga tangan kirinya tak tahu bahwa tangan kanannya bersedekah, dan orang yang ketika mengingat / menyebut Allah mengalir airmatanya” (Shahih Bukhari)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Limpahan Puji Kehadirat Allah Maha Raja Yang Kekal dan Abadi, yang telah membangun istana – istana yang megah dan mewah yang kekal dan abadi untuk hamba – hamba beriman. Telah dibangun dengan semewah – mewah dan semegah – megahnya. Menjadi semakin indah dan semakin mewah dengan amal – amal ibadah hamba – hambaNya dan Allah menyiapkan anugerah yang melebihi segenap anugerah. KeridhoanNya yang abadi untuk hamba – hambaNya yang beriman. Demikian sepanjang waktu dan zaman, sepanjang turunnya Adam alaihi shaalatu wassalam hingga Nabi terakhir Rahmatan Lil Alamin (Sayyidina Muhammad Saw).

Kebangkitan Sang Nabi Saw 14 abad tahun yang silam membawa terbitnya matahari Alquran dan Risalah. Menuntun kepada kemuliaan, menyampaikan tarbiyah nabawiyyah seagung – agung pembinaan, membuat jiwa yang kotor dengan seluruh sifat yang hina menjadi jiwa yang suci dengan sifat yang luhur. Jiwa – jiwa yang paling menyukai kehinaan, kejahatan, kekejian, kekotoran dan segala sifat tercela. Dituntun oleh cahaya terang – benderang yang diciptakan oleh Allah yang dikenali dengan sirajan muniira (pelita yg terang benderang sebagaimana firman Allah swt) Sayyidina Muhammad Saw. Terang – benderang jiwa mereka dengan seluruh sifat yang luhur hingga tidak tersisa sifat yang mulia dan suci di alam terkecuali ada pada Para Sahabat radiyallahu anhum wa ardhahum.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu dikatakan didalam syair mulia : Kita ini memiliki bulan purnama yang tiada pernah terbenam, matahari yang selalu bersinar dan tiada pernah terbenam yaitu tuntunan Nabi Muhammad Saw yang selalu mengajak dan menerangi hamba – hambaNya dari kegelapan menuju terang – benderang. Dicipta oleh Allah. Syamsur Risalah, Sirajan Muniira (Matahari bimbingan ilahi, Pelita yg terang benderang) Sayyidina Muhammad Saw.

Hadirin – hadirat, semakin jiwa itu mendekat kepada tuntunan Sang Nabi Saw akan semakin Allah bimbing ia kepada keluhuran walaupun belum saat ini barangkali tapi akan segera muncul padanya keluhuran dan hal itu pasti.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Istana termegah dan termewah di surga adalah Istana Muhammad Saw. Semoga aku dan kalian diijinkan Allah kelak sering berkunjung ke Istana Nabi Muhammad Saw. Berjumpa dengan Ahlul Badr, berjumpa dengan Muhajirin dan Anshar dan semua orang – orang yang shalih dari zaman ke zaman, dari generasi ke generasi. Amiin

Rabbiy Rabbiy.. sungguh kami telah melihat banyaknya orang – orang yang dimuliakan oleh orang Islam padahal mereka tidak pernah menyebut Nama Allah. Orang yang shalat, orang yang puasa, orang yang zakat tapi hatinya mencintai dan mengagungkan orang yang tidak pernah sujud pada Allah Swt. Rabbiy benahi jiwa muslimin – muslimat dan muliakan orang – orang yang dicintai Allah dan khususnya Nabiyyuna Muhammad Saw.

Hadits yang telah kita baca tadi, 7 kelompok yang dinaungi oleh Allah dihari tiada naungan kecuali naungan Allah. Tentunya banyak amal – amal mulia selain ini. Bukan hanya 7 ini tapi disini ada 1 khususiyyah dan tentunya ada ayat kemuliaan tentang hadits kemuliaan birrul walidain, ada juga hadits tentang kemuliaan jihad dan juga hadits tentang kemuliaan lain – lainnya. Akan tetapi Rasul saw menyimpulkan ada 7 kelompok disini. Masih banyak lainnya tapi Rasul saw dalam kesempatan ini menyebutkan 7 kelompok. Siapa mereka?

Didalam riwayat Shahih Bukhari beberapa kali hadits ini teriwayatkan (lebih dari 4X teriwayatkan) hadits yang sama namun dengan urutan yang berbeda. Jadi kita tidak mengklasifikasikan mana yang pertama, yang paling afdhol atau yang terakhir. Karena hadits ini berkali – kali teriwayatkan, urutannya ada yang berbeda.

Yang Pertama adalah Imam yang adil (pemimpin yang adil). Pemimpin yang adil adalah tugas dan beban yang sangat berat. Oleh sebab itu dijanjikan oleh Sang Nabi saw ia berada didalam naungan Allah di hari tiada naungan kecuali naungan Allah. Apa maksudnya? Disaat matahari 1 jengkal diatas kepala mereka di padang mahsyar, hanya orang – orang yang dinaungi oleh Allah, ia tidak terkena terang – benderang teriknya matahari. Mereka dalam kesejukkan. Siapa? Diantaranya 7 kelompok itu. Pemimpin – pemimpin yang adil. Kita lihat bagaimana Sang Nabi Saw, tentunya panutan yang utama dari semua panutan adalah Sayyidina Muhammad Saw.

Beliau saw menghakimi dan mengadili, namun pada tempatnya dan jelas. Sebagaimana ketika telah selesai kejadian perang uhud. Disaat kejadian salah satu peperangan. Riwayat Shahih Bukhari, Rasul saw membawa ghanimah (hasil rampasan perang) bukan di perang uhud. Dan disaat itu ghanimah ini dibagi – bagikan kepada muhajirin dan muallaf. Muhajirin adalah orang yang berangkat dari Makkah meninggalkan rumahnya dan meninggalkan perdagangannya dan hartanya untuk berhijrah ke Madinah Al Munawwarah. Maka diberikanlah harta – harta ghanimah itu kepada para muhajirin dan muallaf (orang yang baru masuk Islam). Anshar tidak diberi. Maka ada diantara kaum anshar yang nyeletuk “kalau bagian jihad kami dipanggil, kalau pembagian ghanimah kami tidak diberi”. Rasul saw mendengar, sampai ke telinga Rasul saw hal itu. Maka dipanggil oleh Sang Nabi saw kaum anshar semuanya. “Wahai kaum anshar, kuberikan harta keduniawian kepada muhajirin dan muallaf dan kuberikan diriku untuk kalian”, “mereka pulang membawa harta dan kalian pulang membawa aku”, kata Rasul. “Apakah kalian puas?” maka berteriak kaum anshar dengan gembira “cukup ridho ya Rasulullah kami senang, pulang kami membawamu ke kampung kami”.

Dan memang Rasul saw itu pulangnya ke Madinah Al Munawwarah, tidak ke Makkah atau kemana. Demikian cara beliau saw menangani. Tentunya Sang Nabi saw bisa bicara dengan lugas dan tegas “wahai kaum anshar, kalian bukan orang yang butuh, yang butuh muhajirin dan muallaf. Kalian punya tanah, kalian punya harta, kalian punya toko, kalian menguasai pasar, sedangkan mereka tidak”. Pantasnya Rasul berkata seperti itu tapi Rasul saw tidak mau menyakiti mereka. Namun tetap tidak memberikan kepada anshar tetapi menghibur kaum anshar dengan ucapan “aku memberikan diriku untuk kalian”. Demikian imam yang adil pada tempatnya namun selalu berusaha didalam tawassuth (dipertengahan tidak condong pada salah satu) dan juga adil disini adalah selalu berusaha untuk menenangkan jiwa mereka menerima keadilan itu.

Hadirin – hadirat, demikian dengan khalifah – khalifah selanjutnya. Sayyidina Abu Bakar Ashshiddiq radiyallahu anhum, Sayyidina Umar, Sayyidina Ali, Sayyidina Utsman. Mereka adalah pemimpin – pemimpin yang adil. Dan mereka sebagaimana diriwayatkan ketika Sayyidina Umar bin Khattab radiyallahu anhu didatangi seorang yang mengadukan. Pengaduannya “wahai amirul mukminin, tetanggaku mencuri dariku. Aku minta dia dihukum”. Dipanggil tetangganya “apa hukumannya?”, “hukumannya potong tangan, potong tangannya wahai amirul mukminin karena dia mencuri dari hartaku”. Maka Sayyidina Umar bin Khattab bertanya kepada sang pencuri “kenapa kau mencuri?”, “lapar ya amirul mukminin”. Merah padam wajah Sayyidina Umar bin Khattab seraya berkata “wahai engkau yang dicuri, engkau yang akan kuhukum”. Diberi hukuman ‘itaab, apa itu itaab? yaitu hukuman, bisa penjara bisa denda. “Kenapa yg dicuri yg dihukum..?”, “karena tetanggamu lapar, kau tidak tahu..!!”. Demikian imam yang adil.

Hadirin – hadirat, disaat sekarang ini banyak sekali musuh – musuh Islam yang berusaha menghancurkan keimanan muslimin dengan menyebut hukum – hukum Islam yang mereka rasakan tidak adil atau kejam. Diantaranya hukum rajam bagi pezina, diantaranya hukum potong tangan bagi yang mencuri. Tentunya hal ini tidak bisa diputus satu – persatu. Syari’ah Islamiyyah tidak bisa diputus satu – persatu tapi justru bagaikan rantai yang saling mengikat.

Hukum potong tangan tidak bisa diberlakukan terkecuali sudah ada Baitul Maal yang menjamin tidak ada orang yang lapar. Buktinya Sayyidina Umar bin Khattab menghukum orang yang dicuri bukan orang yang mencuri. Ini menunjukkan kalau sudah suatu wilayah mempunyai baitul maal, tidak ada yang kelaparan, semua yang lapar sudah disantuni, semua yang fakir disantuni dan masih ada yang mencuri maka diberilah hukum potong tangan. Betapa kejamnya, kenapa? agar supaya ia malu dan malunya itu membuat orang lain tidak berani mencuri. Demikian di dalam Islam, kelihatannya hukumnya terlalu kejam tetapi kalau seandainya saja hukuman itu ringan, akan banyak orang yang berbuat tapi sebelumnya benahi dulu penyebab – penyebab yang membuat hal itu agar tidak terjadi terkecuali oleh orang – orang yang betul – betul memiliki sifat yang tercela. Ini contohnya yang pertama.

Dan yang kedua mengenai zina. Muncul pertanyaan pada saya di website, di surat dan lain sebagainya. Ada yang berbicara di televisi katanya “hukum orang yang berzina itu tidak akan bisa dihapus dosanya terkecuali dengan dirajam atau dicambuk bagi yang belum menikah”. Betul itu, tapi di wilayah yang sudah berjalan dengan khilafah islamiyyah. Tidak ada ikhtilath (campur baur antara pria dan wanita), tidak ada lagi gambar porno di jalanan, tidak ada lagi film yang mengajarkan tarbiyah untuk berbuat zina di televisi, tidak ada lagi wanita membuka auratnya. Kalau sudah aman seperti itu, hukum rajam berjalan bagi mereka yang bersumpah 4X dengan Nama Allah bahwa ia betul – betul berzina, lalu dihukum rajam. Kalau ada yang mengaku si fulan berzina, tidak bisa dilakukan hukum rajam terkecuali 4 saksi. 4 saksi yang menyaksikan malihatnya berbuat zina. Bukannya laki dan perempuan masuk kamar berdua, keluar pakaiannya terlihat agak acak – acakkan, tidak cukup itu. Tapi harus melihat perbuatan jima’ dan zina dengan matanya sendiri (4 orang).
Ini kan mustahil..!, terkecuali kalau yang memperbuatnya di jalanan atau di tempat umum atau ia sendiri yang memintanya. Dan Rasul saw sendiri ketika diminta seseorang yang telah berzina meminta dihukum rajam, beliau tidak langsung mengatakan “oh..kau berzina, langsung dihukum”. Tidak, beliau berkata “apakah kau ini gila?”, “tidak ya Rasulullah”, “apakah kau ini tidur?”, “tidak ya Rasulullah”. 4X ia bersumpah lalu dijalankan hukum itu. Jadi kalau melihat hukum jangan dipotong – potong. Benar hukum zina itu dirajam tapi kalau sudah terjadi khilafah islamiyyah. Pria dan wanita sudah tidak ada percampuran, tidak ada lagi gambar porno, film porno dan lain sebagainya sudah aman, masih berzina juga apalagi di depan umum, pantas dirajam. Kenapa? supaya yang lain tidak ikut – ikutan berbuat hal itu karena yang pantas berbuat itu adalah orang – orang yang benar – benar mempunyai sifat yang keji dan perbuatan itu membuat ia terhapus dari dosanya.

Hadirin, lalu kalau pezina zaman sekarang, apa hukumannya? hukumannya adalah taubat kepada Allah Swt. Apakah bisa diampuni? tergantung taubatnya. Apakah 40 tahun amalnya tidak diterima? ya, kalau 40 tahun ia menunda taubatnya. Allah Swt melimpahkan pengampunan secepat orang itu bertaubat. Semakin cepat orang itu bertaubat, secepat itu pengampunan Allah Swt.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
(Firman Allah) “Terkecuali mereka – mereka yang beriman dan beramal shalih, bertaubat dari dosa – dosanya. Allah ganti dosa – dosanya dengan pahala (QS Alfurqan 70) bukan dihapus, tapi diganti dengan pahala. Demikian dahsyatnya sambutan Kasih Sayang Illahi bagi mereka yang mau bertaubat.

Kita baru dengar malam ahad yang lalu, Guru Mulia kita menyampaikan kemuliaan orang orang yg bertobat, semoga kita menjadi orang – orang yang bertaubat, lalu seandainya diantara kita masih ada yang berat melakukan taubat, semoga dicabut berat dari hati kami untuk melakukan taubat. Sebagian diantara kita merasa dalam hati kalau aku taubat nanti, besok berbuat lagi maka belum berani taubat. Taubat sekarang, besok serahkan pada Allah. Kalau besok terjebak dosa lagi, taubat lagi besok. Jangan bosan – bosan bertaubat kalau seandainya tidak bosan berbuat dosa.

Kita zaman sekarang bosan bertaubat tapi tidak bosan berdosa. Meskinya sebaliknya kalau tidak maka biarkan berbarengan, dosa taubat dosa taubat dosa taubat, jangan tinggalkan 1 dosa terkecuali diikuti 1 taubat. Lalu bagaimana nanti kalau dosa lagi, munafikkah ?. (jawabannya) Bukan urusanku masa yang akan datang, nanti masa yang akan datang kita serahkan pada Allah. Aku mau taubat dari sekarang dari semua yang dilarang Allah. Bagaimana nanti kalau berbuat lagi? aku akan bertaubat lagi. Sebagaimana aku selalu terjebak dalam dosa, akupun tidak akan bosan untuk bertaubat kepada Allah. Orang seperti ini akan dibimbing oleh Allah dan ia tidak akan wafat terkecuali dalam keadaan orang yang bertaubat.

Hadirin, yang kedua adalah pemuda yang tumbuh didalam ibadah kepada Allah. Yang masih muda ibadahnya, mulai dari usia muda usdah banyak ibadah. Siapa mereka? diantaranya kita. Oleh sebab itu Guru Mulia kita Alhamdulillah 2X hadir di majelis kita. Malam selasa di MONAS beliau hadir, malam minggu tidak ada jadwalnya diajukan beliau mau hadir lagi. Kenapa? Karena Pemuda. Karena Rasul saw bersabda “saat pertama kali risalahku bangkit, pemuda yang membantuku menegakkan risalah dan orang – orang yang tua meninggalkanku dan mendustakanku”. Agama ini bangkit dengan kebangkitan pemuda, kemerdekaan negara ini didapatkan dengan pemuda. Demikian hadirin – hadirat, dan juga kemajuan Islam ini akan muncul dengan kebangkitan pemuda yang ingin membenahi wilayahnya sendiri.

“Innallaha laa yughayyiru maa biqaumim hattaa yughayyiru maa bi anfusihim” QS. Ar-Ra’d : 11 (Allah tidak akan merubah suatu kaum sebelum mereka sendiri yang mau merubahnya). Itu sebagian orang mengatakan “ya sudah kalau ia sudah tidak mau merubah dirinya, Allah tidak akan merubah suatu kaum”. (Tidak demikian), Justru ini janji Allah. Kalau suatu kaum ada diantara mereka yang ingin merubah dirinya, merubah kaumnya menjadi baik, maka Allah yang akan merubah kaum itu menjadi baik. Karena Allah berkata “Aku tidak akan merubah suatu kaum sampai mereka sendiri yang merubah dirinya”. Berarti jika ada yang ingin diantara mereka merubah keadaan kaumnya, Allah yang akan merubahnya.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari ketika salah seorang pemuda keluar terburu – buru setelah wudhu masuk kedalam shaf shalat. Salah seorang sahabat berkata “law ra aahu Rasulallah La ahabbahu”, pemuda seperti ini kalau Rasulullah melihatnya akan mencintainya. Karena Rasul saw saat itu telah wafat. Menunjukkan apa? pemuda ini, hanya wudhu lantas buru – buru masuk kedalam shaf shalat. Para sahabat pada saat jamaah pertama sudah melakukan shalat, jamaah kedua datang, pemuda ini setelah wudhu terburu – buru masuk ke shaf untuk ikut shalat berjamaah. Berkatalah salah seorang sahabat yaitu Abdullah Ibn Umar “kalau Rasulullah melihat ini, pasti Rasulullah mencintainya”. Rasul itu menyukai pemuda, Rasulullah itu mencintai pemuda.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Semoga Allah Swt membenahi kita semua, khususnya yang dari Jakarta ini dan di seluruh wilayah Barat dan Timur dengan kebangkitan pemuda yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, memuliakan Nabi Muhammad Saw.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Yang ketiga adalah orang yang hatinya selalu terikat pada masjid. Hatinya cinta masjid walaupun tidak sellau berada di masjid. Masjid tempat yang ia jadikan sebagai tempat yang nikmat. Tempat yang dijadikan tempat ketenangan adalah masjid.
Hadirin, sifat seperti ini sirna diantara muslimin khususnya pemuda. Kalau sedang datang gundah, para pemuda kita khususnya tentunya mencari tempat hiburan (café, diskotik barangkali) tapi kita tentunya coba dan coba cari ketenangan itu di masjid. Gundah saya ini mau cari ketenangan, coba masuk ke masjid. Kau akan dapatkan ketenangan yang jauh lebih daripada di pasar – pasar, di tempat – tempat café, atau direstoran atau tempat lainnya. Enak ini makan dipinggir jalan sambil menenangkan diri kita, Wallahi kesejukkan yang ada di masjid akan kau dapatkan lebih dari itu. Untuk apa? untuk mendapatkan ilmu.

Tadi yang pertama Imam yang adil dinaungi nanti oleh Allah di yaumal qiyamah, yang kedua pemuda yang tumbuh didalam taat pada Allah Swt (semoga kita dalam kelompok ini, amin). Yang ketiga orang yang hatinya terikat dengan masjid, senang dengan masjid, asyik dengan masjid.

Sekarang dimasa ini, orang lewat masjid itu tidak ada bergetar hatinya. Di zaman dulu, Sayyidina Umar bin Khattab radiyallahu anhum ada 2 orang mengangkat suara agak keras di masjid nabawiy, dipanggil oleh Sayyidina Umar. Riwayat Shahih Bukhari. “sini kalian”, “min ayna antumaa?”orang mana kalian ini?, “orang tha’if”, maka berkata Sayyidina Umar ra : “law kuntuma min ahli hadzal balad La awja’tukuma, tarfa’aan ashwaatakumaa fi masjidil Rasulillah saw” untung kalian orang ba’da tha’if (dari luar Madinah) kalau kalian orang sini, kata Sayyidina Umar “akan aku hukum kalian karena berani mengeraskan suara di masjidnya Rasulullah saw”. Demikian adabnya Sayyidina Umar bin Khattab ke masjidnya Rasul saw. Mengangkat suara tidak boleh padahal ayatnya untuk Sang Nabi saw bukan untuk masjid nabawiy.

Ayat turun “..laa tarfa’u ashwatakum fauqashawtinnabiy wala tajharuu lahuu bilqauli kajahriba’dhikum liba’dhin antahbatha a’malukum wa antum laa tasy’urun” QS. Al Hujurat : 2. Didalam surat Al Hujurat, ayat itu dilarang mengeraskan suara dihadapan Rasulullah bukan di masjid tetapi setelah Rasul saw wafat pun Sayyidina Umar menjaga itu di masjid nabawiy.

Hadirin, masjid adalah tempat Baitullah (rumah keridhoan Allah, istana keridhoan Allah) yang di pintu – pintunya berdiri para malaikat yang mencatat mereka yang masuk kedalamnya. Catat yang masuk kesini, kalau kita masuk ke istana kan ada penjaganya. Kalau dimasjid ada juga malaikat yang menyaksikan mereka yang hadir di masjid dan mereka berkata “Allahumma firlahum allahumma warhamhum” Wahai Allah ampuni dia, Wahai Allah sayangi dia, sepanjang kalian duduk di masjid. Hadirin, cari ketenangan di masjid, ikat hati kita dengan masjid, makmurkan masjid niscaya kau akan dinaungi Allah Swt disaat tiada naungan kecuali naungan Allah Swt.

Yang keempat adalah “rajulan tahaabbaa fillah”, 2 orang teman atau orang yang berteman karena Allah. Bukan karena bisnis, bukan karena teman sekolah, bukan karena tetangga tapi karena Allah. Maksudnya seperti bagaimana? Seperti kita disini. Yang satu dari Bekasi, yang satu dari Depok, yang satu dari Jakarta Timur, Jakarta Selatan bertemu disini, kenalan disini. Ini bukan untuk dagang, bukan untuk apa – apa tapi karena Allah, karena majelis taklim, majelis dzikir seperti ini. Saling sms kalau tidak saling ketemuan dimana, majelis malam ahad yang akan datang, malam senin dimana, malam kamis. Hal seperti ini dihargai oleh Allah Swt dan mereka tidak berpisah itu juga terkecuali oleh karena Allah. Maksudnya apa? ketika temannya keluar pindah agama maka ia berubah pula kepada temannya tidak seperti dahulu. Kenapa? temannya tidak lagi taat kepada Allah Swt.

Beda antara cinta dan perduli, kalau perduli semua kafir yang paling jahat pun Rasulullah perduli dan mendoakan untuk mereka tapi bukan cinta. Karena Allah Swt berfirman “laqad jaa akum rasulun min anfusikum a’ziizun a’laihi maa a’nittum hariishun a’laikum bil mu’miniina raufurrahiim” QS. At Taubah : 128. Sayangnya untuk orang – orang muslimin, untuk yang diluar islam beliau peduli. Agar apa?, agar mereka masuk kedalam Islam. Sebagaimana riwayat Shahih Bukhari ketika seorang anak yahudi ada yang mau berkhidmah kepada Nabi saw tapi belum mau masuk Islam, diterima oleh Rasul saw. Masuk ke rumahnya Rasul, khidmah kepada Rasul, bawakan sandalnya, bawakan airnya sampai suatu hari ia sakit dan sakit yang membawa kematian. Rasul menjenguk yahudi (non muslim), ayahnya yahudi juga. Ketika sakit Rasul melihat ini anak sudah dekat dengan sakaratul maut maka Rasul berkata “qul laailahailallah” katakan laailahailallah wahai anak. Pemuda itu tidak berani menyebut “laailahailallah” terkecuali melirik ayahnya dulu. Ayahnya ijinkan tidak, ayahnya yahudi juga. Maka ayahnya berkata “athi’ abal qasim” taati abal qasim. Ayahnya tidak mau mengakui Rasulullah saw tapi ayahnya tahu ia orang baik, yaitu Nabi Muhammad saw, maka ayahnya berkata “taati abal qasim” maka anak itu mengucapkan “laailahailallah” wafat. Keluar Rasul dari rumahnya, sahabat melihat wajahnya rasul cerah gembira. “Ya Rasulullah apa yang membuat engkau sedemikian gembira hingga cerahnya wajahmu”, Rasul berkata “Alhamdulillahiladzi qad hadaah” Alhamdulillah yang telah memberi ia hidayah. Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah.

Beda dengan kafir harbi. Ada orang – orang non muslim yang memerangi muslimin, disebut kafir harby,. Demikian kelompok – kelompok kafir, kelompok kafir itu ada 2 ada zimmi dan ada harbi. Zimmi adalag kafir yang baik dan Harbi adalah kafir yang memerangi. Beda hukumnya, sebagaimana ada dalam riwayat yang tsigah ketika salah seorang yahudi hidup bertetangga dengan Rasul di Madinah. Orang yahudi hidup di Madinah juga bersama 1 kota dengan Rasul. Tapi sewaktu – waktu ketika seorang wanita muslimah (tentunya memakai hijab, memakai jilbab) seorang yahudi usil. Diikatlah jilbabnya itu dengan salah satu kaki meja dan saat ia berjalan terbuka hijabnya, ia berteriak (wanita muslimah ini). Muslimin berdiri bangkit, orang yahudi juga berdiri membela. Terjadi perpecahan disitu, Rasul saw segera membelah perpecahan dan menahan daripada perpecahan dan mengusir semua yahudi dari Madinah Al Munawwarah. Kalau damai diijinkan hidup bersama, kalau tidak damai maka lain halnya. Hadirin – hadirat demikian di Palestina, demikian di Poso, demikian di Kasymir dan lain – lain.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Inilah 2 orang yang saling menyayangi karena Allah Swt, saling mengenal karena Allah Swt. Allah Swt memuliakan kita dengan kemuliaan terindah dengan perkumpulan mulia ini. Masih ada 3 penjelasan lagi tentang kelompoknya, Insya Allah saya teruskan di malam selasa yang akan datang.

Dan kita bermunajat kepada Allah Swt dan semakin bangkitlah untuk memperdulikan keadaan muslimin – muslimat.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah,
Kita sudah lihat tanda – tanda kebangkitan muslimin sudah mulai dimunculkan oleh Allah Swt. Sebagaimana Allah sudah menghancurkan Negara Adikuasa Uni Sovyet dipecah belahkan oleh Allah Swt. Dan sekarang (Allah) telah menjadikan Negara Amerika Serikat ini jatuh miskin dan demikian Allah Swt dalam waktu dekat ini semakin kesini semakin berlanjut. Allah mulai mendesak daripada kekuatan – kekuatan kuffar dan semoga Allah segera membalikkan kemakmuran kepada muslimin – muslimat dipermukaan bumi..

Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram, kami telah dengar sabdamu Nabi Muhammad Saw yang menjelaskan bahwa kelak setelah aku wafat akan kalian lihat perpecahan, akan kalian lihat gempa bumi, akan kalian lihat musibah –musibah, akan kalian lihat banyak yang mengaku sebagai Nabi dan akan kalian lihat banyak terjadi pembunuhan dan setelah itu akan muncul kemakmuran yang menyeluruh di seluruh penduduk bumi bagi muslimin – muslimat dan disaat itu sabahat berkata “bagaimana keadaan mereka saat itu muslimin muslimat ya Rasulullah..?”, Rasul berkata “bagi mereka sujud sekali lebih baik dari dunia dan segala isinya”. Menunjukkan muslimin muslimat yang mencintai sujud, yang mencintai ibadah, yang mencintai kemuliaan – kemuliaan yang dibawa oleh Allah. Mereka itulah yang akan dlimpahi kemakmuran dan jika muslimin sudah bangkit untuk meninggalkan dosa – dosa menuju taubat, menuju keluhuran, menuju kemuliaan, itu tanda kemakmuran akan segera dibangkitkan oleh Allah untuk muslimin muslimat.

Kita lihat sekarang Negara super power ini dihancur leburkan dengan kemiskinan oleh Allah Swt dan akan semakin dahsyat kehancuran daripada Amerika, kehancuran Inggris, kehancuran Perancis, kehancuran Negara – Negara musuh Islam. Akan kita lihat Insya Allah dalam waktu dekat dan Allah akan makmurkan Negara muslimin muslimat. Rabbiy bangkitkan pemuda - pemudi muslimin muslimat untuk mencintai Nabimu Muhammad Saw, Rabbiy makmurkan majelis dzikir, majelis – majelis shalawat dan Rabbiy Ya Rahman Ya Rahim telah makmur panggung – panggung orang – orang yang bermaksiat, puluhan ribu yang hadir membayar dengan uang puluhan bahkan ratusan ribu demi memandang wajah orang yang tidak sujud padamu maka Rabbiy gantikan keadaan muslimin muslimat, makmurkan majelis yang mengagungkan Namamu, yang menggemuruhkan Namamu, yang memuliakan Namamu, yang mencintai Nabimu Muhammad Saw.

Ya Rahman Ya Rahim gantikan pemuda – pemuda muslimin muslimat dengan pemuda yang mencintai Allah dan Rasul, yang bangga memegang bendera Rasulullah, yang bangga dengan pakaian sunnah Rasulullah, yang bangga dengan sunnah Rasulullah. Ya Rahman Ya Rahim makmurkan bumi Jakarta, makmurkan seluruh wilayah muslimin muslimat dan tolong saudara – saudara kami di Palestine, saudara kami di Khasmir, saudara kami di seluruh wilayah Barat dan Timur yang sedang dalam kesulitan. Pecah belahkan kekuatan musuh – musuh muslimin, hancur leburkan mereka. Ya Rahman Ya Rahim inilah doa dan munajat.

Ya Dzaljalali wal ikram benahi keadaan kami, keadaan rumah tangga kami, bangkitkan keinginan kami untuk bertaubat, bangkitkan keinginan kami untuk meninggalkan kemunkaran Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dzaththauli wal in’am

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah, Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah…

Jadwal sholat