A: Yah, nampaknya memang demikian. Saya tidak akan mengecewakan Saudara. Teruskan pertanyaan Saudara.
B: Kami ingin bertanya : yang manakah yang benar tentang asal kejadian manusia itu. Apakah dari tanah yang di bakar, apakah dari dari tanah kering dan lumpur, atau daripada tanah biasa, atau dari tanah liatkah ?. Jadi menurut pendapat saya, ayat-ayat Al-Qur’an terdapat perselisihan antara satu ayat dengan ayat yang lain. Bukan ayat-ayat Injil atau di Bijbel saja yang terdapat perselisihan. Kiranya Bapak bisa menerangkan dengan jelas dan tepat.
A: Baiklah saya akan terangkan :
Di Kitab Al Qur’an ada menyebutkan bahwa asal kejadian manusia terdiri dari tujuh macam kejadian. Agar diketahui juga oleh Saudara-saudara yang hadir di sini, saya sebutkan susunan ayat-ayatnya satu demi satu, sebagaimana Saudara bacaka tadi.
Pertama : Di surat Ar Rahman ayat 14: Artinya : “Dia ( Allah ) menjadikan manusia seperti tembikar, ( tanah yang di bakar )”
Yang dimaksudkan dengan kata “shal-shal” di ayat ini ialah : tanah kering atau “setengah kering”, yakni “zat pembakar” ( Oksigen ).
Kedua: Di ayat itu disebutkan juga kata “fachchar” yang maksudnya ialah “zat arang” ( Carbonium ).
Ketiga: Di surat Al Hijr ayat 28 Artinya : “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat : “Sesungguhnya Aku ( Allah ) hendak membuat seorang manusia ( Adam ) dari pada tanah kering dan lumpur hitam “yang berbentuk” ( berupa ).
Di ayat ini tersebut juga “shal-shal”, telah saya terangkan, sedangkan kata “hamaain” di ayat tersebut ialah : “Zat Lemas ( Nitrogenium )
Keempat: Di surat As Sajadah ayat 7 Artinya : “Dan Allah membuat manusia berasal dari pada “tanah”. Yang dimaksud kata “Thien” ( tanah ) di ayat ini ialah “atoom zat air” ( Hydrogenium )
Kelima: Di surat As Shafaat ayat 11 Artinya: “Sesungguhnya Aku ( Allah ) menjadikan manusia dari pada “tanah liat”. Yang dimaksud dengan kata “lazib” ( tanah liat ) di ayat ini ialah “Zat Besi” (Ferrum).
Keenam: Di surat Ali Imran ayat 58 Artinya:“Dia ( Allah ) menjadikan Adam daripada “tanah”, kemudian Allah berfirman kepadanya “Jadilah engkau, lalu berbentuk manusia”. Yang dimaksud kata “turab ( tanah ) di ayat ini ialah : “Unsur-unsur zat asli” yang terdapat di dalam tanah, yang dinamai “zat-zat anorganis.
Ketujuh: Di surat al Hijr ayat 29 Artinya : “Maka setelah Aku (Allah) sempurnakan (bentuknya), lalu Kutiupkan RuhKu kepadanya ( Ruh dari padaKu)”.
Ketujuh ayat Al Qur’an yang saya baca ini Allah telah menerangkan tentang proses kejadian manusia, lalu di tiupkan kepadanya sehingga manusia bernyawa ( bertubuh jasmani dan rohani ). Sebagaiman disebutkan pada ayat yang keenam tentang kata “Turab” ( tanah ) ialah zat-zat asli yang terdapat dalam tanah yang dinamai “Zat anorganis”. Zat anorganis itu baru terjadi setelah melalui persenyawaan antara “fachchar” yakni carbonium ( zat pembakar ) dan “shal-shal” yakni Oxygenium ( zat pembakar ) dan “hamaain” ialah “Nitrogenium” ( zat lemas ) dan “thien” yakni Hydrogenium ( zat air ).
Jelasnya adalah persenyawaan antara :
1). Fachchar ( Carbonium = zat arang ) dalam surat Ar Rahman ayat 14.
2). Shalshal ( Oxygenium = zat pembakar ) juga dalam surat Ar Rahman ayat 14.
3). Hamaain ( Nitrogenium = zat lemas ) dalam surat Al Hijr ayat 28.
4). Thien ( Hydrogenium = zat air ) dalam surat As Sajadah ayat 7.
Kemudian bersenyawa dengan zat besi ( Ferrum ), Yodium, Kalium, silicum dan Mangaan, yang di sebut “Laazib” ( zat-zat anorganis ) dalam surat As Shafaat ayat 17. Dalam proses persenyawaan tersebut lalu terbentuklah zat yang dinamai “Protein”. Inilah yang di sebut “Thurab” ( zat-zat anorganis ) dalam surat Ali Imran ayat 58. Salah satu di antara zat-zat anorganis yang terpandang penting ialah “Zat Kalium “, yang banyak terdapat di dalam jaringan tubuh teristimewa di dalam otot-otot.
Zat Kalium itu di pandang terpenting oleh karena mempunyai aktifitas dalam proses hayati yakni dala pembentukan badan halus.
Dengan berlangsungnya “Proteinisasi” menjelmakan “ proses pergantian” yang di sebut “Substitusi”.
Setelah mengalami substitusi, lalu menggempurlah electron-electron sinar cosmis yang mewujudkan “sebab pembentukan” ( Formasi ), dinamai juga “sebab ujud “ ( Causa Formatis ). Adapun Sinar Cosmis itu ialah suatu sinar mempunyai kemampuan untuk merubah sifat-sifat zat yang berasal dari tanah. Maka dengan mudah Sinar Cosmis dapat meujudkan pembentukan tubuh manusia ( Adam ) berupa badan kasar ( jasmaniah ) yang terdiri dari badan, kepala, tangan, mata, telinga, hidung dan seterusnya.
Sampai di sinilah ilmu pengetahuan exact dapat dapat menganalisa tentang pembentukan tubuh kasar ( jasmaniah,jasmani manusia/ Adam ). Sedangkan tentang rohani ( abstract werenschap ) tentu dibutuhkan ilmu pengetahuan yang serba rukhaniah pula, yang sangat erat hubungannya dengan ilmu “Metaphisica”.
Cukup jelas tentang ayat-ayat Al Qur’an yang Saudara sangka berselisih antara satu ayat dengan yang lain dalam hal kejadian manusia ( Adam ), pada hakekatnya bukannya berselisih, melainkan menunjukkan proses asal kejadian tubuh jasmani Adam ( visible ), hingga pada badan halusnya ( invisible ) sampai berujud manusia. Apakah belum jelas penafsiran ayat-ayat Al Qur’an yang saya sampaikan pada Saudara ?. Kalau ada waktu saya akan terangkan juga proses kejadian tubuh rokhani manusia dari segi ilmu Metaphisica.
B: Sangat jelas, malah betul-betul ilmiah dan saya tidak mengira sama sekali bahwa ayat-ayat Al Qur’an itu mengandung ilmu pengetahuan yang tinggi. Mengenai kesanggupan Bapak yang akan menerangkan atau menguraikan proses asal kejadian tubuh rokhani manusia itu betul-betul sangat menarik. Tetapi mohon saya di beri waktu yang khusus.
A: Baiklah sekarang kita lanjutkan. Tentunya Saudara pernah membaca biograpi Nabi Muhammad. Beliau tidak tahu tulis baca, tidak pernah belajar ilmu kepada siapapun, tidak penah berguru dan belum pernah sama sekali bergaul dengan orang pandai.
B: Ya, saya pernah membaca biograpi Nabi Muhammad. Nah kalau Nabi Muhammad seorang yang buta huruf, tidak pernah belajar ilmu, maka dari siapakah atau dari manakah beliau mengetahui tentang kejadian manusia secara ilmiah yang pada zaman ini dibenarkan oleh ilmu pengetahuan. Nabi Muhammad SAW menerangkan tentang asal kejadian manusia dari segi ilmu urai ( anatomi ), ilmu kimia, ilmu hayat ( biologi ) dan dar segi ilmu ilmu Alam sampai kepada rokhaniahnya.
A: Maka dari manakah beliau belajar ilmu Urai, kepada siapakah beliau belajar ilmu Kimia, ilmu Hayat, ilmu alam dan soal-soal kerokhanian kalau bukan wahyu dari Tuhan Allah Subhanahu Wa Taala. Dan tidak mungkin beliau menerima wahyu dari Allah sekiranya beliau bukan seorang Nabi dan Rasul.
B: Tetapi ada juga orang yang tidak pernah belajar dan bersekolah, buta huruf, tetapi menjadi orang-orang besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.