Minggu, Maret 08, 2009

Dan Yahudi Pun Gembira

Sumber : http://artikelislami.wordpress.com/

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti millah mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. [QS. Al-Baqarah: 120]

Dari tahun ke tahun, para sineas muda semakin memperlihatkan perlawanan mereka terhadap Islam. Semakin jelas langkah mereka dalam mengusung sekulerisme. Tema-tema film dan sinetron, dengan dalih penggambaran realita, tak jauh dari pergaulan yang rusak. Tontonan tak semestinya hanya mempertontonkan penggambaran suatu keadaan yang rusak. Tetapi sebagai media ampuh untuk mempengaruhi realita, tontonan mestinya memberikan gambaran ideal yang diinginkan, sehingga benar-benar efektif dalam melakukan perubahan. Jika ini yang mereka lakukan, maka tontonan akan menjadi media da’wah dan jihad.

Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran, maka hendaklah dia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya, yaitu kuasanya. Jika tidak mampu, hendaklah diubah dengan lidahnya. Kemudian kalau tidak mampu juga, hendaklah diubah dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman. [HR. Bukhori dan Muslim dari Abu Said]

Jika mereka mengklaim bahwa mereka hanya menggambarkan realita, itu keliru. Sebenarnya tontonan adalah penggambaran ekspresi dan keinginan serta pemikiran seseorang. Apa yang diangkat sebagian sineas muda berupa pergaulan rusak, sebenarnya adalah realita minoritas yang ingin mereka tularkan. Bukannya mengubah keadaan, tetapi merekalah yang mempopulerkan dan meluaskan keadaan rusak itu. Jika saat ini kerusakan akhlaq remaja semakin meluas, maka mereka termasuk orang-orang yang ikut andil dalam menyebarkan kerusakan tersebut.

Lihatlah pakaian yang dikenakan oleh remaja puteri dalam film mereka. Bukankah itu pakaian orang barat yang terus menggerus budaya Indonesia yang luhur? Budaya Indonesia bukan terletak pada wujudnya, tetapi pada jiwanya, yaitu keluhuran budi pekerti. Islam mengajak bangsa Indonesia untuk mengenal budaya yang lebih luhur lagi, bukan menghapus keluhuran tersebut. Tetapi lihatlah mereka yang menentang Islam! Ke mana mereka ingin membawa bangsa ini? Ya, kepada budaya barat yang rendah. Bangsa ini ingin mereka bawa kepada gaya berpakaian dan pergaulan barat yang rusak atas nama liberalisme, kebebasan tanpa ajaran Tuhan.

Mengapa lisan mereka begitu tajam terhadap Islam dan menuduhnya tengah menghapus budaya Indonesia, tetapi begitu tumpul terhadap pelecehan yang dilakukan terhadap para remaja puteri yang tubuhnya dijadikan komoditi oleh insan perfilman yang jelas-jelas menghapus budaya Indonesia dan menggantinya dengan budaya barat yang rendah? Ini sungguh kejahilan yang nyata dari mereka yang tak mengerti realitas bahwa sesungguhnya mereka tengah digiring Barat kepada millah (ajaran, budaya, tradisi) mereka yang rendah. Mereka bungkam terhadap budaya barat yang rendah, dan vokal dalam menentang Islam. Sungguh kejahilan yang nyata.

Setelah sukses menda’wahkan millah Yahudi dan Nashoro, mereka pun mulai menyerang pusat da’wah Islamiyah, pesantren. Mereka menggambarkan pesantren, yang merupakan tempat pengkaderan aktivis da’wah Islamiyah, dengan penggambaran yang keji. Jika kelak pemuda yang telah mereka rusak itu membenci pesantren, ulama, dan ajaran Islam, maka para sineas itu akan menanggung akibat yang buruk dari pembuatan film-film busuk mereka. Kecuali jika mereka bertaubat dan melakukan perbaikan.

Manusia memang tempatnya salah dan dosa. Sebaik-baiknya manusia yang berdosa adalah mereka yang bertaubat dan memohon ampun kepada Allah. Seandainya mereka bertaubat dan mulai membuat film yang lebih baik, tentu mereka akan menemukan Allah sebagai Yang Mahapengampun lagi Mahapenyayang.

Walau terdapat beberapa kekurangan, tetapi Kiamat Sudah Dekat, Para Pencari Tuhan, dan juga Lorong Waktu merupakan sinema yang jauh lebih baik jika dibandingkan film picisan karya para sineas muda itu. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Jadwal sholat