A: Ya, seharusnya begitu. Sebagaimana tersebut dalam Kitab Bijbel dan Kitab Al Qur’an yang telah kita baca tadi. Akan tetapi supaya lebih jelas dan tambah meyakinkan Saudara, silahkan Saudara periksa di Injil “Surat Kiriman Rasul Paulus kepada orang Rum” pasal 2 ayat 5 dan 6.
B: Baik, surat dan ayat ini menyebutkan sebagai berikut : “Tetapi menurut degilmu dan hati yang tiada mau bertobat, engkau menghimpunkan kemurkaan ke atas dirimu untuk hari murka dan kenyataan hukum Allah yang adil”. “Yang akan membalas ke atas tiap-tiap orang menurut perbuatan masing-masing”
A: Apakah di ayat Bijbel ini menerangkan dosa waris.
B: Tidak, malah sebaliknya setiap orang akan di balas menurut amalnya masing-masing.
A: Periksa lagi “Matius” pasal 16 dan 27.
B: Ayat ini menerangkan/menyebutkan: “Karena anak manusia akan datang dengan kemuliaan Bapanya beserta denagn segala Malaekatnya; pada masa itu Ia akan membalas kepada tiap orang menurut perbuatannya”.
A: Apakah di ayat Bijbel ini ada dosa waris.
B: Tidak ada, menurut ayat ini perbuatan dosa dan perbuatan baik akan di tanggung sendiri, tidak boleh dibebankan atau diwariskan pada orang lain.
A: Jadi di Kitab Injil sendiri yang menyebutkan tidak adanya dosa waris.
B: Ya, dari mana asalnya ada sebutan dosa waris itu.
A: Apakah Saudara masih memerlukan penjelasan lebih lanjut.
B: Sudah sangat jelas sekali.
A: Kalau begitu baiklah kita lanjutkan. Di ayat yang saudara bacakan tadi ada disebutkan “Anak manusia”, “Bapanya”. Silahkan Saudara bacakan sekali lagi.
B: Baik, awal ayat tersebut menyebutkan: “Karena Anak Manusia akan datang dengan kemulyaan Bapanya……………...
A: Bagaimana menurut pengertian Saudara yang dimaksudkan dengan “Anak manusia dan Bapanya”
B: Anak manusia di ayat ini tentunya Yesus sedang Bapa ialah Tuhan.
A: Periksa lagi :”Surat kiriman yang ke dua kepada orang Kristen “, pasal 5 ayat 10
B: Baik, ayat ini menyebutkan : “Karena tak dapat tiada kita sekalian akan jadi nyata di hadapan kursi pengadilan Kristus, supaya tiap-tiap orang menerima balasan, sebagaimana yang telah di lakukan oleh tubuh itu , baik atau jahat”.
A: Ayat Injil sendiri yang menyebutkan, bahwa setiap orang harus bertanggung jawab atas perbuatannya masing-masing , baik maupun jelek, tidak boleh di bebankan atau di wariskan kepada orang lain.
B: Berdasarkan ayat-ayat Bijbel yang Bapak unjukkan bahwa perbuatan baik atau jelek seseorang tidak dapat di wariskan kepada orang lain. Oleh karenanya , kepercayaan saya kepada “Dosa Waris” itu mulai luntur.
A: Kalau begitu lantas bagaimana dosanya Adam dan Hawa, apakah dapat di wariskan kepada orang lain, tegasnya kepada anak cucunya.
B: Berdasarkan ayat Bijbel tersebut di atas tentu tidak . Jadi dosa yang dilakukan Adam dan Hawa , seharusnya di tanggung sendiri oleh keduanya , tidak bisa di wariskan kepada anak cucunya .
A: Dalam sejarah Agama Kristen kita kenal yang di sebut “Biechten”, ialah orang yang berbuat dosa dan “De biechtafleggen”, ialah orang yang meminta ampun atas kesalahannya , dan “Biecht-vader “, ialah orang-orang yang di beri wewenang memberi ampun.
Setiap orang yang merasa menyesal atas kesalahannya dapat menerima ampunan denngan jalan membeli selembar surat yang menyebutkan bahwa orang yang berdosa sudah di beri ampun atas dosanya. Surat ampunan itu di sebut “Aflaat-brieven” atau “Indulgences” yang artinya kemurahan Tuhan.
B: Ya, saya sadari itu, keterangan Bapak memuaskan saya.
A: Bukan hanya demikian , akan tetapi Aflaat-brieven itu pada zaman dulu di propaganda [Gepredicht ] di Negara Jerman oleh seorang rabib [ Nonnik ] bernama: “ Tetzel “ dalam tahun 1517 atas perintah Paus Leo X , yang menjadi Paus pada tahun 1513-1521. Sebahagian dari pada hasil penjualan Aflaat-brieven itu di gunakan untuk pendirian bangunan Gereja Saint Pieter kerk di kota Roma. Terlalu panjang kalau saya uraikan sejarah pemerintahan Gereja di Eropa pada permulaan abad pertengahan.
B: Terima kasih , kita lanjutkan soal yang lain , sekarang sudah larut malam , lain kali kami akan datang lagi.
MALAM YANG KE ENAM
AL QUR’AN DAN KITAB BIJBEL
A: Pembicaraan kita yang berkenaan dengan dosa waris , saya rasa telah cukup.
B: Sudah cukup jelas uraian Bapak pada pertemuan yang terdahulu. Dan saya telah mencocokkan ayat-ayat Al-Qur’an yang di sebutkan Bapak kemarin malam itu dengan kitab terjemaah Al-Qur’an bahasa Indonesia punya saya , semuanya cocok baik tentang surat-suratnya maupun ayat-ayatnya . Semua yang Bapak sebutkan cocok dan tepat serta kami pikir-pikir di rumah tentang ayat Bijbel dan Al-Qur’an yang Bapak unjukkan ayat-ayatnya ternyata dosa waris dan over pahala dan over dosa itu tidak mungkin ada malah tidak masuk di akal.
A: Syukur kalau Saudara telah mengakuinya , sekarang kita bicarakan soal-soal lainnya , dan saya serahkan kepada Saudara saja mengenai acaranya. Terserah Saudara soal yang akan diajukan.
B: Baiklah kami mulai ; kami pernah membaca ayat-ayat Al-Qur’an yang tampaknya pada kami ada juga perselisihan antara satu ayat dengan ayat lainnya, sehingga menimbulkan keragu-raguan, apakah mungkin Nabi Muhammad sendiri yang keliru menyampaikan wahyu dari Allah. Kalau betul beliau seorang Nabi, tentu tidak mungkin beliau salah menerima atau menyampaikannya, atau kah memang ayat-ayat Al Qur’annya yang berselisihan.
A: Baiklah Saudara terangkan saja ayat-ayat Al Qur’an yang Saudara maksudkan itu
B: Kami telah baca ayat-ayat Al Qur’an mengenai asal kejadian manusia dalam kitab terjemahan Al Qur’an Bahasa Indonesia dalam sebuat surat yang nampaknya antara satu dengan ayat yang lain ada berselisihan sehingga menimbulkan dalam pikiran bukan Bijbel saja yang berselisih ayat-ayatnya, tetapi Kitab Al Qur’an demikian juga.
A: Silahkan Saudara sebukan ayat-ayat Al Qur’an yang akan ditanyakan, insyaallah yang diragukan oleh Saudara itu akan hapus.
B: Baiklah, saya mencatat ayat-ayatnya. Saya akan baca :
1). Di Kitab Al Qur’an surat Ar Rahman ayat 14 menyebutkan , bahwa Allah menjadikan manusia berasal dari tanah yang di bakar.
2). Di surat Al Hijr ayat 28 menyebutkan : “Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat : “Sesungguhnya Aku ( Allah ) hendak menciptakan seorang manusia ( Adam ) dari “tanah kering” dan lumpur hitam yang berbentuk ( berupa ).
3). Di surat As Sajadah ayat 7 menyebutkan : “dan Tuhan menciptakan manusia dari tanah”.
4). Di surat As Safaat ayat 11 menyebutkan : “Sesungguhnya Aku ( Allah ) menciptakan manusia dari tanah liat “.
5). Di surat Ali Imran ayat 58 menyebutkan lagi :”Dia ( Allah ) menciptakan manusia dari pada tanah.
Lima ayat yang saya sebutkan ini antara satu ayat dengan ayat yang lain terdapat perselisihan. Cobalah kita teliti. Di ayat ketiga menyebutkan dari “tanah”. Di ayat ke empat menyebutkan daripada “tanah liat”,. Di ayat ke lima menyebutkan dari pada “tanah”. Bukankan ayat-ayat Al Qur’an nyata-nyata berselisih antara yang satu dengan yang lain ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.