Minggu, Maret 08, 2009

DIALOG MASALAH KETUHANAN YESUS ( 22/28 )


A: Di ayat ini menyebutkan berapakah umur Ahazia di waktu menjadi raja ?

B: Di ayat ini menyebutkan di waktu berumur 42 tahun.

A: Nah, di dua ayat ini yang manakah yang benar, di waktu berumur 22 tahunkah yang benar atau berumur 42 tahun. Di satu ayat menyebutkan Ahazia menjadi raja di waktu berumur 22 tahun dan di ayat yang lain menyebutkan pada waktu berumur 42 tahun. Bukankah ini menunjukkan perselisihan yang menyolok sekali di kitab Injil yang dikatakan kitab suci itu ?

B: Ya, perselisihan di dua ayat ini tak dapat dipungkiri lagi.

A: Supaya makin bertambah tak dapat dipungkiri lagi oleh Saudara tentang ayat-ayat yang berlawanan di kitab Bijbel itu. Silahkan Saudara periksa lagi di Kitab Raja-Raja II pasall 24 ayat 8.

B: Baik, di sini ada menyebutkan : “Bermula maka umur Jojachin pada masa ia naik raja delapan belas tahun, maka kerajaanlah ia di Yeruzalem tiga tahun lamanya dan bunda baginda itu Nehusta anak Elmatan dari Yeruzalem”.

A: Siapakah nama raja di ayat ini ?

B: Namanya Jojachin.

A: Silahkan Saudara periksa di kitab “Tawarich yang kedua” pasal 36 ayat 9.

B: Di sini ada menyebutkan : “adapun umur Jehojachin pada masa ia naik raja itu delapan belas tahun, maka kerajaanlah ia di Yeruzalem tiga bulan dan sepuluh hari lamanya, maka diperbuatnya barang yang jahat kepada pemandangan Tuhan”.

A: Buktikan, perselisihan yang menyolok pada dua ayat ini, di satu ayat menyebutkan “Jojachin” dan di ayat yang lain menyebutkan “Jehojachin”.

Selanjutnya di satu ayat menyebutkan kerajaan Jojachin di Yeruzalem tiga tahun lamanya dan di ayat yang lain menyebutkan 3 bulan 10 hari. Yang manakah yang benar di dua ayat ini, Jojachinkah atau Jehojachin dan kerajaan Yeruzalem selama 3 tahunkah atau 3 bulan 10 hari ?
Harap Saudara periksa lagi dengan teliti susunan dua ayat yang Saudara baca tadi.

B: Betul, memang tidak cocok antara dua ayat itu.

A: Aneh, lagi-lagi tidak cocok dan memang tidak cocok.

B: Memang mustahil di kitab suci mengandung ayat-ayat yang berlawanan antara yang satu dengan yang lain.

A: Supaya lebih nyata kemustahilannya teruskan Saudara periksa di kitab “Saul yang kedua” pasal 23 ayat 8.

B: Di ayat ini tersusun sebagai berikut :

“Bermula, maka inikah nama segala pahlawan yang pada Daud, Josech Basjebet bin Tachemoni, kepala segala penghulu iapun bergelar penyucuk dan penikam lembaing, sebab ditikamnya akan ke delapan ratus orang dalam sekali saja berperang”.

A: Berdasarkan ayat ini saya ingin bertanya pada Saudara. “Siapakah nama pahlawan pada Daud menurut ayat ini ?

B: Namanya Josech Basjebet bin Tachemoni.

A: Menjabat apaka ia ?

B: Kepala segala penghulu.

A: Berapa orangkah yang ditikamnya dalam sekali berperang ?

B: Delapan ratus orang.

A: Kalau begitu, silahkan Saudara periksa di kitab “Tawarich yang pertama” pasal 11 ayat 11.

B: Di ayat ini susunan kalimatnya sepert berikut :

“Maka inilah bilangan segala pahlawan yang pada Daud itu Jaxohan bin Hachmoni, kepala orang tigaratus, ditikamnya akan mereka itu sekalian dalam sekali berperang”

A: Berdasarkan ayat yang Saudara baca ini, saya ingin bertanya : Siapakah nama pahlawan pada Daud menurut ayat ini ?

B: Jaxoban bin Hachmoni.

A: Menjabat apakah ia ?

B: Kepala dari orang tiga puluh.

A: Berapakah orang yang ditikamnya dalam sekali berperang ?

B: Sebanyak tiga ratus orang.

A: Cocokkan dua ayat ini antara yang satu dengan yang lain.

B: Terlalu tidak cocok, malah dalam dua ayat ini terdapat 3 macam selisih yang jelas sekali.

A: Memang. Di satu ayat menyebutkan pahlawan pada Daud bernama Josech Basjebet bin Tachemoni dan di ayat yang lain bernama Jaxoban bin Hachmoni. Di ayat inipun menyebutkan Kepala orang tiga puluh, di ayat inipun ada menyebutkan lagi “menikam 800 ( delpan ratus ) orang dalam sekali berperang” dan di ayat yang lain menyebutkan “menikam 300 ( tiga ratus ) “ orang dalam sekali berperang.

B: Intermezzo sedikit Pak Kyai !

A: Ya, boleh intermezzo jenis apa !!!

B: Saya merasa sungguh kagum, karena bapak Kyai hafal di luar kepala tentang ayat-ayat Bijbel. Padahal kalau tidak salah ayat-ayat di kitab Bijbel itu ada ribuan. Dengan cara bagaimanakah Bapak menghafalkannya ?

A: Lain waktu saya bisa terangkan pada Saudara !!!

B: Manghafalkannya saja tentu amat berat. Yang betul-betul mengherankan saya, Bapak dapat menunjukkan dengan cepat letaknya ayat-ayat di Bijbel dan tambah mengherankan lagi hafalnya ayat-ayat Bijbel yang berlawanan antara satu ayat dengan yang lain. Baik tentang nama-nama suratnya, pasalnya maupun ayat-ayatnya, kesemuanya dengan tepat sekali Bapak menunjukkannya.
Betul, saya bertanya ; malah diantara Saudara-saudara yang hadir kemarin malam ada yang mmmbisikkan pada telinga saya, memberikan dorongan supaya menanyakan kepada Bapak.

A: Supaya tidak banyak makan waktu, saya jawab dengan singkat saja; saya kalau menghafalkan sesuatu tidak hanya menggunakan alat panca indra lahir ( sensus exterrior ) semata-mata, akan tetapi juga alat-alat panca indra bathin ( sensus inteior ). Keterangan mengenai soal ini cukup panjang, membutuhkan antara dan waktu tersendiri. Kalau Saudara ada hasrat, lain waktu akan saya jelaskan.

B: Baiklah kalau begitu, sekarang kita lanjutkan.

A: Sebagai bukti bahwa alat panca indra bathin dapat menembus, maka saya tembuskan pandangan bathin lagi pada Saudara ayat-ayat Bijbel yang berlawanan.

B: Terima kasih.

A: Silahkan Saudara periksa lagi di kitab :”Samuil yang ke dua” pasal 24 ayat 1.

B: Di pasal dan ayat ini menyebutkan : “Bermula maka kembali pula berbangkitlah murka Tuhan akan orang Israil, diajaknya Daud akan lawan mereka itu katanya : Bilangkanlah olehmu akan orang Israil dan akan orang Jehuda”

A: Menurut ayat ini, siapakah yang mengajak Daud membilang dan melawan orang Israil ?

B: Menurut susunan ayat ini yang mengajak Daud ialah “Tuhan”.

A: Betul, sekarang silahkan Saudara periksa di kitab “Tawarich yang pertama” pasal 24 ayat 1.

B: Baik, di pasal dan ayat ini ada menyebutkan : “Sebermula, maka pada masa itu, berbangkitlah syetan akan celaka orang Israil, diajaknya akan Daud supaya dia membilang banyak orang Israil”.

A: Menurut ayat ini siapakah yang mengajak Daud membilang orang Israil ?

B: Berdasarkan ayat ini yang mengajak Daud ialah “Syetan”

A: Nah, perhatikan : di satu ayat menyebutkan yang mengajak Daud adalah Tuhan. Kemudian di satu ayat yang lain menyebutkan yang mngajak Daud adalah Syetan. Yang manakah yang benar di antara dua ayat ini, Tuhankah atau Syetan?

B: Ya betul : ini adalah suatu perselisihan yang menyolok sekali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Jadwal sholat