Minggu, Maret 08, 2009

DIALOG MASALAH KETUHANAN YESUS ( 20/28 )

A: Nah, Saudara membuktikan sendiri perselisihan di dua ayat ini.
Disatu ayat menyebutkan :”kesaksianku benar” sedangkan di ayat lain menyebutkan “kesaksianku tidak benar”.

Dua ayat yang berselisih itu, tersebut di kitab suci. Dan yang berbicara adalah seorang. Manakah yang benar antara dua ayat ini. Wajarka di dalam Kitab Suci mengandung ayat-ayat yang berlawanan antara yang satu dengan yang lain.

B: Ya, saya akui memang tidak cocok.

A: Bukan saja tidak cocok tetapi adalah satu selisih yang mencolok.

B: Tetapi mungkin salah satu di antara dua ayat itu salah cetak.

A: Sekiranya salah cetak, tentunya ada ralat, tetapi di kitab ini tidak di sebutkan apa-apa.

B: Bijbel ini berbahasa Indonesia. Permisi sebentar, saya akan memeriksa Bijbel yang berbahasa Inggeris !

A: Itu lebih baik, sayakah yang akan memeriksa ataukah Saudara ?

B: Oleh karena Bapak banyak hafal ayat-ayat Bijbel maka saya serahkan agar Bapak saja memeriksanya, supaya lebih cepat.

A: Baiklah, harap Saudara memperhatikan , juga saudara-saudara yang hadir; kitab yang saya pegang ini adalah Bijbel berbahasa Inggeris ialah “The Holy Bijbel”, Containing The Old and New Testaments ( American Bijbel Society ).
Saya serahkan kitab ini kepada Saudara Antonius dan saya akan menunjukkan pasal dan ayatnya, untuk di teliti bersama.

B: Baik, saya terima kitab Bijbel yang berbahasa Inggeris.

A: Silahkan Saudara periksa di “Yahya” pasal 8 ayat 14 pada halaman 104.

B: Baik, di halaman 104 kitab “Yahya” pasal 8 ayat 14 disini ada menyebutkan :

“THOUGH I BEAR RECORD OF MY SELF, YET MY RECORD IS TRUE”

A: Kalau susunan ayat ini kita salin ke dalan bahasa Indonesia , adalah demikian: “Jikalau Aku menyaksikan dari hal Diriku sendiripun , benar juga kesaksianku itu”. Betulkah begitu artinya?”

B: Ya, betul begitu.

A: Jadi sama artinya dengan Injil yang berbahasa Indonesia di “Yahya” pasal 1 ayat14. Harap Saudara cocokkan dulu.

B: Betul,artinya sama kuatnya

A: Sekarang silahkan periksa di yahya pasal 15 ayat 31.

B: Di sini menyebutkan : “IF I BEAR WITNESS OF MY SELF, MY WITNESS IS NOT TRUE “

A: Ayat ini kalau kita salin ke dalam bahasa Indonesia adalah demikian : “Jikalau aku menyaksikan dari hal Diriku, maka kesakianku itu tiada benar” Betulkah begitu ?

B: Ya, benar.

A: Silahkan Saudara periksa lebih teliti lagi di kitab Bijbel yang berbahasa inggeris ini. Di satu ayat menyebutkan “is true” ( adalah benar ) sedangkan di ayat lain menyebutkan “is not true” ( adalah tiada benar ).

B: Ya, memang berbeda.

A: Kalau begitu, di Injil berbahasa Indonesia maupun berbahasa Inggeris tidak ada perbedaan arti dan maksudnya.

B: Betul demikan.

A: Jadi tidak salah cetak, yang salah ialah yang mengisi kitab suci itu. Kalau betul kitab suci ( Injil ) itu wahyu dari Tuhan, mustahil ayat-ayat nya akan berselisih antara yang satu dengan yang lain. Jadi kitab itu telah dicampuri oleh tangan manusia.

B: Menurut pendapat saya, dua ayat itu bukan berlawanan, mungkin ayat yang satu di cabut, lalu kemudian di ganti dengan ayat yang lain. Jelasnya ayat yang satu di hapus di ganti dengan ayat yang lain ( yang baru ). Setahu saya dalam ayat-ayat Al- Qur’an terdapat apa yang di sebut “Nasich dan Mansuch” ialah satu ayat terhapus hukumnya, lalu di ganti dengan ayat yang lain ( hukum yang baru ).

A: Di dalam Al Qur’an terdapat “Nasich dan Mansuch” ada disebutkan ayatnya tetapi di kitab Injil sama sekali tidak disebutkan.

B: Dimanakah di dalam Al Qur’an yang menyebutkan ayat tentang Nasich dan Mansuch itu ?

A: Sebetulnya sayalah yang harus bertanya kepada Saudara, oleh karena dari Saudaralah timbulnya ucapan Nasich – Mansuch itu !
Akan tetapi sekalipun demikian saya tunjukkan, ialah di surat Al Baqarah ayat 106. Susunan ayat itu ada ulama yang menafsirkan tentang adanya Nasich – Mansuch. Sebagian lagi ada menafsirkan bahwa susunan ayat tersebut tidak menunjukkan Nasich – Mansuch. Kalau Saudara memerlukan, akan saya terangkan tafsirnya ayat tersebut.

B: Hal itu baiklah kita tangguhkan dulu. Tetapi sehubungan dengan dua ayat Bijbel yang tadi, saya berpendapat bukan berlawanan, melainkan satu ayat digantikan dengan ayat lain, sehingga nampaknya ada berlawanan. Bolehkah saya berikan misal ?

A: Silahkan, Saudara berhak penuh berbicara dengan saya dalam pertemuan kita ini.

B: Saya sebutkan misal : Dikeluarkan suatu peraturan, setiap pengendara sepeda di waktu malam diharuskan memakai lampu. Kemudian datang lagi peraturan tidak boleh pakai lampu, karena ada peperangan misalnya. Disini ada dua peraturan, yang pertama :”diharuskan pakai lampu” sedangkan yang ke dua “dilarang”. Dua perintah itu, yang terpakai adalah yang kemudian, demikian juga dua ayat di Bijbel tadi tidak berlawanan, melainkan salah satu diantaranya sudah tidak berlaku lagi (dicabut). Ini menurut pendapat saya.

A: Baiklah , tetapi tentunya Saudara mengerti, apabila suatu peraturan yang di ganti, mestinya harus diikuti penjelasan, bahwa artikel nomor sekian, ayat sekian, tahun sekian, dicabut, di ganti dengan artikel nomor sekian dan selanjutnya. Akan tetapi dua ayat Bijbel itu, tidak ada disebutkan ayat yang satu di ganti, dengan lain kata : dua ayat tetap berlawanan antara yang satu dengan yang lain. Tidak ada penjelasan bahwa salah satu telah di cabut atau di ganti.

PERTEMUAN YANG KE DELAPAN
PERSELISIHAN AYAT-AYAT DALAM BIJBEL

A: Pada pertemuan kemarin malam saya telah terangkan ayat yang berlawanan dalam Bijbel. Pada pertemuan sekarang apakah masih ada pertanyaan-pertanyaan Saudara yang akan disampaikan kepada saya.

B: Kalau masih ada ayat-ayat dalam Bijbel yang berlawanan antara satu ayat dengan yang lain, saya minta diterangkan untuk menambah keyakinan saya sampai dimanakah kesucian kitab Bijbel itu ada dicampuri oleh tangan manusia.

A: Kemarin malam Saudara mengakui sudah puas. Apakah tidak lebih baik , kita bicarakan saja pasal-pasal yang Saudara pandang terpenting.

B: Ya , tetapi keterangan Bapak mengenai ayat-ayat yang berlawanan di kitab Bijbel itu baru sedikit membuka hati saya. Karena itulah saya bawa lagi kitab Bijbel ini.

A: Baiklah , saya akan unjukkan , demi kepuasan Saudara.

B: Terima kasih . Harap Bapak sudi tunjukkan lagi bukti-bukti ayat-ayat yang berlawanan. Saya ingin mengetahui lebih banyak lagi.

A: Silahkan Saudara periksa di “ Yahya “ pasal 1 ayat 13.

B: Di pasal dan ayat ini menyebutkan: “ Maka Allah belum pernah di lihat oleh seorang juapun. tetapi Anak yang tunggal yang di atas pangkuan Bapak. Ialah yang sudah menyatakan Dia”.

A: Bagaimanakah menurut tafsiran Saudara susunan ayat ini ?

B: Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak pernah dilihat oleh siapapun juga, melainkan hanya Yesus saja yang pernah melihatnya.

A: Kalau begitu silahkan Saudara periksa di kitab “ Kejadian “ pasal 18 ayat 1.

B: Disini menyebutkan : “ Hatta , maka kemudian dari pada itu kelihatanlah Tuhan kepada Ibrahim hampir dengan hutan pohon jati Mamre tatkala duduklah di pintu Chaimahnya ketika hari panas.

A: Nah, disini Saudara membuktikan sendiri perselisihan di dua ayat ini, menyebutkan Tuhan hanya di nyatakan oleh Yesus saja, tidak seorang juapun yang melihatnya . Sedang di ayat yang lain ada menyebutkan bahwa Ibrahim juga melihat Tuhan . Bukankah dua ayat ini berlawanan yang manakah yang benar di dua ayat ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Jadwal sholat