Minggu, Maret 08, 2009

DIALOG MASALAH KETUHANAN YESUS ( 27/28 )

SAMBUTAN BAPAK KYAI BAHAUDIN MUDHARY

Assalamu’alaikum warohmatullahi wa barokatuh.

Saudara- saudara,

Kami bersyukur kehadiat Allah Subhanahu wa taala diikuti panjatan do’a, semoga Saudara Antonius Muslim Widuri selaku pemeluk Islam menambah ilmu pengetahuan tentang ke Islaman sehingga dapat juga ikut serta melakukan da’wah Islamiyah di kemudian hari.

Kami menyampaikanterima kasih kepada :

  • Saudara Markan dengan keikhlasannya mendampingi Saudara Antonius Muslim Widuri memberikan penjelasan-penjelasan selama diskusi berlangsung. Dan di samping itu Saudara Markan dengan foto tustelnya telah mengabadikan diskusi ini selaku kenang-kenangan.
  • Saudara Abdul Latif, Stenograf berijazah, yang telah mencatat, membuat weslag, naskah sejak dari mula pertama kali hingga diskusi berakhir.
  • Saudara Soeroto yang memberi bantuannya berupa tape recorder.
  • Saudara-saudara pengurus Yayasan Pesantren Sumenep dan Saudara-saudara yang telah menyaksikan, walaupun diskusi ini sengaja kami tidak dengan undangan malah oleh kami direncanakan dengan cara bersembunyi ( tertutup ), hanya pertemuan biasa pribadi dengan pribadi saja. Akan tetapi oleh karena Saudara-saudara mungkin mendengar selentingan kabar lalu ingin menyaksikan. Syukur diskusi ini berlangsung dengan lancar dan tertib, disebabkan bantuan Saudara-saudara.
  • Saudara A. Zainudin dengan ikhlas telah menyediakan tempat dan sekedar penawar haus.
  • Saudara A. Rofiq dan Saudara Muhammad Nawir Rasyidi dengan ikhlas pula telah menyediakan santapan sekedar selamatan.

Semoga amal-amal Saudara yang kami sebutkan di karuniai ganti lipat ganda dari Allah Subhanahu wa taala. Amien.

Saudara-saudara.
Perasaan kami sulit dilukiskan dengankata-kata, namun perasaan itu tetap tinggal di dalam badan rasa ( gevoeis-lichaam ) tak mungkin lenyap dan dilenyapkan.

Saudara-saudara,
Merubah kepercayaan, merubah keyakinan hidup seseorang bukan pekerjaan enteng. Akan tetapi bukan pekerjaan mustahil untuk diusahakan. Karena yang mustahil itu tidak mesti mustahil untuk mencapai hasil yang diinginkan. Akan tetapi usaha semacam itu membutuhkan tidak sedikit ketabahan dan kesabaran, tidak sedikit energi, tidak sedikit pengorbanan perasaan dan waktu. Sebab dalam hal itu Allah melarang paksaan. Namun Allah Subhanahu wa taala selalu menganugerahkan karunia dan petunjuk Nya atas hamba yang dikehendakiNya.

Selanjutnya kita harus selalu menyadari untuk memupuk toleransi beragama. Kita tidak mempersoalkan “mayorita” atau “minorita” di bidang agama, melainkan peranan kita ialah di biang “da’wah” dengan segala macam corak bentuk dan bentuk yang dibenarkan oleh hukum yang berlaku.

Setiap individu masyarakat, bangsa yang memperuncing perbedaaan agama dalam lingkungan maupun di dalam negara, akan senantiasa mengalami kesulitan di dalam seluruh bangsa itu sendiri.

Dulu pemerintah kolonial Belanda sangat memperhatikan toleransi, sehinga ke daerah kuat keislamannya. Pemerintah koloniaql tidak memberikan izin masuk agama Kristen baik Katholik maupun Protestannya, padahal Ratu Belanda adalah Protestan dan pemerintah Belanda kerap kali di pegang oleh orang Katholik. Presiden Jenderal Soeharto ( ketika masih menjabat Pd. Presiden ) dalam pidato kenegaraan pada tanggal 17 Agustus 1967 antara lain beliau berkata : “Bangsa Indonesia sungguh-sungguh merasa bahagia, bahwa kita mempunyai tradisi yang baik mengenai toleransi agama ini”.

Semoga dicukupkan sekedar sambutan kami ini.

Wassalamu’alaikum wa rohmatullahi wa barokatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Jadwal sholat