B: Saya tidak mengetahuinya, hanya dari kata-kata saja. Akan tetapi saya sendiri sampai saat ini belum menemukan malah belum mendenngar sarjana-sarjana Islam masuk Kristen
A: Kalau begitu orang-orang Islam di Indonesia yang berpindah agama bukan dari hasil penelitian; jadi masuknya bukan berdasarkan keyakinannya.
B: Mengapa Bapak berpendapat demikian ?
A: Saudara membuktikan sendiri bahwa orang-orang Islam di Indonesia ada banyak sekali, yang miskin, melarat dan menderita dalam hidupnya. Mereka butuh uang, makan, pakaian dan obat-obatan.
Kesempatan ini dipergunakan oleh beberapa orang penganut Kristen untuk mempengaruhi mereka dengan jalan membagi-bagikan makanan, pakaian, obat-obatan dan lainnya kalau tidak keliru.
B: Ya, saya pernah baca di majalah Kiblat.
A: Di zaman ini ada beberapa orang di negeri Barat yang mulanya beragama Kristen setelah menyelidiki dan meneliti ajaran-ajaran Islam, yang menunjukkan kebenaran ajaran Islam mereka berterus terang berpindah menjadi penganutr agama Islam; merek yaitu golongan sarjana, malah diantaranya terdapat pendeta Kristen yang menjadi pemeluk agama Islam.
B: Betul saya sendiri pernah membaca di majalah Kiblat.
A: Jadi sudah jelas. Bahwa orang-orang di negeri Barat yang beragama Kristen lalu berpindah menjadi pemeluk agama Islam, disebabkan dari hasil penelitiannya tentang kebenaran ajaran-ajaran Islam.
Umumnya orang-orang di negeri Barat kalau melakukan suatu penelitian dan penyelidikan menggunakan kecerdasan otaknya secara ilmiah. Mereka menjadi penganut Islam dengan kesadaran dan keyakinannya.
B: Saya menerima keterangan Bapak.
A: Sedangkan orang-orang Islam di Indonesia yang berpindah agama menjadi pemeluk agama Kristen umumnya bukan dari hasil penyelodikan dan penelitiannya yan tentunya bukan atas dasar kesadaran dan keyakinannya melainkan karena perut lapar karena hidupnya yang senin-kemis, butuh makan, uang, pakaian maupun obat-obatan.
Dengan keterangan saya ini Saudara bisa bandingkan sendiri sebab musababnya orang-orang Kristen di negeri Barat yang masuk Islam dan orang-orang Islam di Indonesia yang masuk agama Kristen.
B: Tetapi tentu ada juga orang-oranng Indonesia yang tidak miskin masuk agama Kristen !
A: Tetapi mereka itu umumnya bukan berasal bukan dari penganut agama islam , mungkin dari agama yang lainlagi.
B: Jadi masih ada yang akan di tanyakan lagi ?
A: Ya , sedikit besok malam saja . Sekarang sudah jauh malam.
B: Bailklah besok malam, agar lebih sempurna.
PERTEMUAN YANG KE SEMBILAN
MASUK ISLAM
A: Pertemuan kita sudah berlangsung beberapa kali dan berjalan lancar. Pada pertemuan yang sekarang ini , apakah masih ada pertanyaan-pertanyaan Saudara yang akan di ajukan ?
B: Sejak siang tadi , saya telah pikirkan dan pertimbangkan secara mendalam tentang hasil-hasil pertemuan kita yang menimbulkan kesadaran saya untuk menentukan pendirian saya agar memilih agama yang mana yang harus saya untuk menentukan pendirian saya agar memilih agama yang mana yang harus saya ikuti.
A: Alhamdulillah , kalau saudara sudah dapat menentukan sendiri , jadi bagaimanakah kepercayaan Saudara sekarang ini terhadap Trinitas [ Tuhan Bapak , Rohkhul kudus dan Tuhan anak ]
B: Memang soal inilah yang sedang saya renungkan sejak tadi siang , oleh karena saya masih merasa terikat oleh satu “ patokan “ yang hingga saat ini belum dapat saya pecahkan . Padahal keterangan Bapak sangat memuaskan sejak semula kita bertemu .
A: Sekiranya Saudara tidak berkeberatan, cobalah Saudara terangkan. Mungkin saya dapat membantu Saudara.
B: Ialah soal : Trinitas. Soal ini masih berbekas dalam jiwa saya.
A: Baiklah Saudara terangkan saja.
B: Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Rohul Kudus itu walaupun tersusun dari tiga oknum, tetapi tetap pada hakekatnya “Tunggal” juga. Karena yang satu tidak dapat berpisah dengan yang lain.
Persoalan inilah yang masih berbekas dalam keyakinan saya. Sedangkan soal-soal lain mengenai ayat-ayat di Bijbel, dosa waris, kebenaran Al-Qur’an, kebenaran Nabi Muhammad selaku utusan Tuhan, teristimewa perselisihan ayat-ayat di Bijbel dan keterangan-keterangan serta penjelasan-penjelasan Bapak berdasarkan fakta obyektif dan interesant itu bagi saya sudah beres dan saya menyerah.
A: Baiklah, lanjutkan.
B: Tetapi soal “Trinitas” itu masih terlukis saja dalam keyakinan saya. Sehingga belum dapat secara bulat ( ikhlas ) bagi saya untuk mengorbankan keyakinan saya begitu saja tanpa penjelasan-penjelasan yang cukup luas yang sungguh mengatasi keyakinan saya.
A: Jadi yang tiga oknum itu, Saudara masih mempercayai bahwa ketiganya itu adalah Tuhan semuanya.
B: Ya, begitulah, tetapi sudah mulai tipis.
A: Jadi Tuhan Bapak itu Tuhan ?
B: Ya !
A: Tuhan anak ( Yesus ) apakah Tuhan juga ?
B: Ya !
A: Apakah Ruhul Kudus juga Tuhan ?
B: Ya, semuanya “tiga” tetapi tetap “satu’ ( tunggal ), seperti say atelah teranhkan tadi. Supaya lebih jelas saya buatkan misal !
A: Baiklah silahkan Saudara buatkan misal !
B: Bapak sekarang sedang merokok.
A: Ya, sekarang sedang merokok. Saudara-saudara yang hadir melihat juga. Saya sekarang sedang merokok.
B: Rokok yang Bapak isap itu terdiri dari 3 susunan ialah :
- Batang rokoknya
- Apinya
- Merahnya api rokok
A: Ya, betul teruskan.
B: Batang rokok, apinya dan merahnya itu menjadai satu juga walaupun terdiri dari pada 3 susunan akan tetapi pada hakekatnya satu juga ialah “rokok”, ketiganya tidak dapat terpisah, melainkan berpadu menjadi satu ( tunggal ). Demikian juga halnya tentang Trinitas itu.
A: Misal atau perumpamaan yang Saudara berikan walaupun dianggap benar, tetapi tidak tetap.
B: Jadi bagaimana, saya minta di bantah kalau tidak tepat.
A: Saya tidak akan membantah malah saya hargai pendapat Saudara itu. Saya hanya inngin bertanya menngenai perumpamaan ang Saudara kemukakan tadi. Tetapi pertanyaan saya ini, minta di beri jawaban yang tepat.
B: Baik, semoga saya bisa menjawabnya.
A: Tadi Saudara memberikan perumpamaan tentang rokok dalam hal persamaan dengan Trinitas.
B: Ya, betul begitu.
A: Saya ingin bertanya dan saya sekarang sedang merokok. Apakah batang rokok ini, rokokkah atau bukan ?
B: Ya, betul batang rokok.
A: Apaka apinya rokok ini rokokkah atau bukan ?
B: Bukan !
A: Nah, sekarang saya tanyakan lagi. Apakah Tuhan Bapak itu Tuhan atau bukan ?
B: Ya, betul Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.