Pemikiran yang memprotes dasar Iman Kristiani tentang Allah dan Yesus ini dituangkan oleh Frans Donald dalam buku Allah dalam Alkitab dan Al-Qur'an. Buku setebal 97 halaman ini disambut dengan suka cita oleh
Doktrin Yesus sebagai Allah yang sejati dalam Trinitas, ditelanjangi habis-habisan oleh Frans. Dari sisi sejarah, dipaparkan secara kritis bahwa doktrin ini adalah warisan secara turun temurun dalam tradisi kekristenan sejak abad ke-4, saat kekristenan yang bertradisi Yahudi bercampur dengan peradaban Yunani dan Romawi yang politeistik (menyembah banyak dewa). Lantas, secara perlahan-lahan tradisi tauhid dibelokkan oleh filsafat Yunani menjadi ajaran Trinitas. Doktrin ini ditradisikan selama belasan abad dan telah mendarah daging sehingga para pendeta dan pastur banyak yang tidak tahu asalmula doktrin tersebut.
Pada halaman berikutnya, Frans membeberkan dalil-dalil Bibel untuk membuktikan bahwa Yesus bukan Allah, antara lain : Yohanes 12:49-50 menyebutkan, Allah mengutus/memerintah Yesus, berarti Allah dan Yesus adalah dua entitas yang berbeda. Yohanes 14:28 menyebutkan Allah lebih besar daripada Yesus, berarti Yesus tidak setara dengan Allah. Dalil lainnya adalah Yohanes 17:3,20:17, Matius 24:36, Markus 13:32, dan lainnya (hlm. 39-40).
Setelah menohok doktrin tentang Trinitas, ketuhanan Yesus, ketuhanan Roh Kudus dan peribadatan hari Minggu yang dinyatakan tidak Alkitabiah, Frans meletakkan bab berjudul "Taurat, Injil dan Al-Qur'an Satu Kesatuan" (hlm 74-78). Dengan mengutip Al-Qur'an surah al-Maidah:68, Frans menyimpulkan bahwa ketiga kitab suci (Taurat, Injil dan al-Qur'an) adalah satu kesatuan kunci ilai yang tidak bisa dipisahkan.
Untuk itu, Frans menyindir umat Islam, "Demikian pula para pengikut Nabi Muhammad saw yang belum menyelidiki dan mempelajari Taurat dan Injil nampaknya belum thau tentang nama Allah dalam Taurat, Yahweh yang disembah oleh leluhur mereka..." (hlm 76).
Demikian sedikit ulasan tentang agama Kristen Tauhid yang dicanangkan oleh Frans Donald. Ia mendefinisikan Kristen Tauhid sebagai Kristen yang bertauhid kepada Allah yang Esa, bukan Trinitas (hlm 86).
Sekilas, ide agama Kristen Tauhid itu terlihat baik untuk meredam gesekan antara Islam dan Kristen. Tapi, mempertemukan ajaran Taurat, Injil dan al-Qur'an dalam satu agama pastilah akan melahirkan berbagai kerumitan yang berujung di jalan buntu.
Pasalnya, terdapat perbedaan dalam kitab-kitab tersebut. Jangankan mempersatukan Injil dengan al-Qur'an, mempertemukan sesama ayat Injil saja bukan hal yang mudah. Misalnya, di satu sisi, Injil Bibel menyatakan bahwa Allah itu tidak sama dengan Yesus sebagaimana diungkapkan oleh Frans di atas. Tapi, dalam ayat-ayat lainnya, Bibel tidak membantah gelar bahwa Yesus adalah Allah. Misalnya, Yesus tidak menolak ataupun marah kepada Thomas ketika menyapanya dengan seruan, "Ya Tuhanku dan Allahku" (Yohanes 20:28).
Ayat lain yang menyebut Yesus sebagai Allah adalah : "AKan tetapi kita tahu, bahwa Anak Allah telah datang dan telah mengaruniakan pengertian kepada kita, supaya kita mengenal yang Benar, dan kita ada di dalam yang Benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus. Dia adalah Allah yang benar dan hidup yang kekal" (I Yohanes 5:20).
"Tetapi tentang Anak (Yesus, pen) Ia berkata : Tahta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran "(Ibrani 1:8).
Mempersatukan al-Qur'an dengan Tuaurat dan Injil yang ada dalam Bibel, jelas mustahil. Karena dalam banyak ayat antara lain surah al-Baqarah:75,79, al-Maidah:13, an-Nisa:46, dan lainnya. Al-Qur'an mengritisi Bibel sebagai kitab yang sudah mengalami tahrif (perubahan, distorsi). Beberapa contoh tahrif ini bisa kita baca pada artikel-artikel yang ada di situs ini dalam kategori KRISTOLOGI. Selain itu, salah satu fungsi al-Qur'an adalah sebagai pengujian (muhaiminan alaih) dan pembetulan/koreksi (mushaddiq) terhadap kitab-kitab terdahulu (QS al-Maidah:48).
Keyakinan umat Islam terhadap kitab-kitab terdahulu hanya sebatas mengimani keberadaannya, bahwa Allah pernah mewahyukan Taurat kepada Nabi Musa dan Injil kepada Nabi Isa sebagai petunjuk Bani Israil ke jalan Tuhan. Tidak ada kewajiban bagi umat Islam untuk mengamalkan Taurat yang ada dalam kitab Bibel milik umat Kristiani saat ini, karena tidak ada bukti yang shahih bahwa Taurat Bibel itu adalah peninggalan Nabi Musa alahisissalam. Bahkan bebeapa penyelidikan membuktikan bahwa Taurat Bibel itu ditulis setelah Nabi Musa wafat. Demikian pula keyakinan umat Islam terhadap keempat Injil dalam Bibel. Keempat Injil ini bukan peninggalan Nabi Isa alahihissalam, melainkan ditulis oleh orang-orang yang bukan murid Yesus berpuluh-puluh tahun setelah Nabi Isa tidak ada di dunia.
Kesahalan dasar asumsi ketika mendefinisikan Allah, menjadi batu sandungan sendiri bagi para Kristen Tauhid. Frans mengurai kata "Allah" berasal dari dua kata yaitu "al" (kata sandang) dan "ilah" (sesembahan, god). Secara etimologis Allah memiliki padanan makna dalam bahasa Indonesia menjadi dewa, dalam nahasa Inggris menjadi God, dalam bahasa Ibrani menjadi Elohim, dan dalam bahasa Yunani menjadi Theos (hlm 23).
Kata "Allah" adalah isim ghairu musytaq (kata yang tidak ada asal katanya dan bukan pecahan dari kata lain). Karena kata ini tidak bisa diubah menjadi bentuk tatsniyah (ganda), bentuk jamak (plural), dan tidak dapat dijadikan sebagai mudhaf. (sabili)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.